40 Mahasiswa Asing UNY Meriahkan Kirab Budaya Nglanggeran

 
      Nglanggeran-Gunungkidul. Tepat 07.00 (13/10) 40 mahasiswa asing UNY yang terdiri dari program transfer kredit Yunnan University dan GDUFS, Darmasiswa, KNB, dan  Reguler berkumpul di hall Rektorat UNY. Mereka mengenakan pakaian tradisional masing-masing, ada pula yang mengenakan pakaian tradisional Indonesia. Hari itu mereka mengikuti kirab budaya di Desa Nglanggeran, Gunung Kidul. Selain itu, mereka juga membawa atribut-atribut seperti sticker dan bendera negara mereka.
      Kirab budaya ini adalah festival tahunan yang diadakan dalam rangka bersih desa, yaitu perwujudan syukur masyarakat Nglanggeran kepada Tuhan. Ini adalah kali pertama mahasiswa asing UNY diundang dalam acara ini. Mereka tampak antusias dan sangat bersemangat . Sebelum berangkat, mereka berlatih menyanyikan lagu China disusul lagu Jawa yang berjudul Suwe Ora Jamu.
    Kirab dimulai pada 09.00 di lapangan desa Nglanggeran. Seluruh peserta kirab yang jumlanya ratusan berjalan dari lapangan menuju pendopo desa. Sepanjang perjalanan, beberapa peserta kirab menampilkan kesenian khas daerah masing-masing, seperti jathilan. Mahasiswa asing sangat tertarik dengan penampilan mereka. Banyak diantara mereka yang mendekat dan meminta foto bersama. Di Pendopo, mereka menyanyikan dua lagu yang sebelumnya sudah mereka latih. Masyarakat desa dan Bupati beserta pejabat lain mengapresiasi kedatangan mereka dengan sangat baik.
     Kirab berakhir pada pukul 12.00 dan dilanjutkan dengan lomba-lomba tradisional Indonesia; di antaranya makan kerupuk, balap tengklek atau bakiak, memecah balon, balap egrang, dan balap karung. Para mahasiswa berebut ingin mengikuti lomba-lomba ini. Lomba makan kerupuk dimenangkan oleh Yanja dari Madagaskar, balap tengkleng dimenangkan oleh tim GDUFS-Thailand, memecah balon dimenangkan oleh tim Yunnan, sedangkan balap karung dimenangkan oleh Sakinah dari Thailand. Sayangnya, tidak ada peserta yang dapat bermain egrang, meskipun sudah mencoba beberapa kali.
   Kegiatan ini bukan hanya sekedar untuk memenuhi undangan masyarakat desa Nglanggeran semata, tapi juga sebagai sarana untuk mengakrabkan mahasiswa dengan mahasiswa yang lain, dengan masyarakat, dan dengan kebudayaan Indonesia. Kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan dan dikembangkan untuk memperkenalkan lebih dekat budaya Indonesia kepada mahasiswa asing. Kegiatan serupa yang akan segara dilaksanakan adalah Culture Camp pada 1-3 November di tempat yang sama.  (Zakia/Humas FBS)