The Ballet of Sutasoma Tampilkan Kolaborasi Indonesia dan Korea

The  Sutasoma Ballet

FBS-Karangmalang. Kisah dari karya karya sastra era Majapahit dihadirkan lewat pementasan The Ballet of Sutasoma:  The Revival of Prince Agung (Kebangkitan Pangeran Agung). Sajian sendratari ini merupakan kolaborasi antara mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Korea yang tergabung dalam Youth Exchange Program (10/11).

Mengangkat cerita dari karya Empu Tantular, tarian tersebut mengisahkan Sutasoma yang  memilih pergi mengembara dan bertapa menuju sang Bodhisatwa. Ayahnya (Sang Mahaketu, Raja Agung Hastina) tak bisa lagi menghalangi keinginan putranya, padahal seharusnya Sutasoma menerima tahta terbesar Mayapada. Ketika Sutasoma yang juga jelmaan Jinapati (Budha tertinggi) memulai perjalanan banyak godaan yang harus ia hadapi.

“Saat bertapa, Indra mengutus empat bidadari untuk menguji tapanya. Bukannya berhasil menghentikan meditasi pangeran, malahan keempat bidadari tersebut luluh dan rela tak diakui kahyangan supaya bisa dijatuhkan ke Bumi untuk memeluk kaki Sutasoma,” terang Scholastica W. Pribadi selaku sutradara pementasan.

Lewat arahan koreografi Scholastica, para pemain yang terdiri dari mahasiswa Korea dan Indonesia bisa menyuguhkan penampilan yang apik. “Persiapan kami hanya satu minggu tapi kami berusaha menampilkan yang terbaik,” tambahnya yang juga mahasiswa Pendidikan Seni Tari FBS UNY.

“Pementasan ini merupakan acara farewell party bagi mahasiswa Korea yang selama satu bulan telah tinggal di Indonesia,” jelas perwakilan kementrian pemuda dan olahraga Republik Indonesia dalam sambutannya. Ia juga mengucapkan terima kasih pada FBS dan jurusan Pendidikan Seni Tari atas kerjasama yang dilakukan sehingga acara di Stage Tari Tedjokusumo tersebut bisa berjalan dengan baik.

Acara yang dihadiri oleh Ministry of Gender Equality and Family Korea itu mendapat sambutan baik oleh banyak pihak. Ibu Kun Setyaning Astuti (WD III) berharap kolaborasi seperti ini harus dilanjutkan. “Lewat seni dan budaya kita bisa bersatu,” ungkapnya.

Gerakan gemulai para penari mengakhiri kisah Sutasoma yang akhirnya kembali lagi menjadi pangeran dan mengabdi pada keselamatan rakyatnya. (Fitriananda/HumasFBS)

Tags: