Berkenalan dengan JPBSI: Diskusi Akademik Lintas Angkatan

     FBS-Karangmalang. Bertemu di dalam sebuah forum untuk membicarakan suatu hal merupakan ciri mahasiswa intelektual. Mahasiswa dididik menjadi cendekiawan melalui atmosfir diskusi interaktif. Berangkat dari kehendak membangkitkan “atmosfir diskusi”, Hima PBSI mengadakan diskusi akademik (03/10) di Ruang Seminar GK 1 Lantai II. Acara itu dihadiri oleh 100-an mahasiswa dari angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013. Dengan menghadirkan pembicara dari dosen JPBSI; Esti Swatika Sari, M.Hum. dan Setyawan Pujiono, M.Pd. peserta diskusi antusias mengikutinya.
    Ibnu Mabdaus –ketua panitia diskusi akademik— mengungkapkan bahwa, isu yang diangkat dalam diskusi akademik ini seputar wacana 4 tahun harus lulus, beasiswa, program unggulan PBSI, dan prospek lulusan PBSI. “Kami mengangkat isu ini berdasarkan kegalauan teman-teman PBSI dalam menempuh studi,” jelas Ibnu mahasiswa PBSI 2012.
    JPBSI yang mendapatkan nilai Akreditasi A dari BAN-PT, senantiasa mengembangan kualitas akademik tiap tahunnya. Begitu pula dengan masa studi yang diharapkan lulus “tepat waktu”. “Kami berharap mahasiswa dapat menyelesaikan studi S-1 dengan waktu tempuh 4 tahun kurang,” tutur Esti Swatika Sari, M.Hum yang menjabat sebagai sekretaris jurusan PBSI. Esti mengungkapkan pula bahwa demi kelancaran tugas akhir atau skripsi, jurusan PBSI memberikan kebijakan pada mahasiswa yang menempuh mata kuliah Penelitian Pendidikan BSI agar tugas akhirnya adalah membuat proposal skripsi. “Dengan kebijakan demikianlah masa studi kurang dari 4 tahun dapat diwujudkan,” harap Esti.
    Menjawab “kegaluan” mahasiswa baru angkatan 2013 mengenai prospek “emas” JPBSI ke depannya, sekretaris jurusan yang kerap disapa dengan Ibu Esti tersebut memberikan pernyataan konstruktif, “Selama negara Indonesia masih ada, guru atau pendidik bahasa dan sastra Indonesia akan selalu dibutuhkan bangsa.” JPBSI bukan jurusan biasa saja, tetapi ia merupakan jurusan luar biasa. “Di JPBSI juga terdapat mata kuliah pilihan dan unggulan. Diantaranya adalah BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing), Jurnalistik, dan Penulisan Bahan Ajar,” tambahnya.
    “Mahasiswa juga dituntut aktif dalam berorganisasi, berprestasi, dan perolehan IPK maksimal,” jelas Setyawan Pujiono, M.Pd. Ia menambahkan bahwa dengan berorganisasi kita akan bermanfaat bagi orang lain. Setyawan juga mengungkapkan, “Fitrah mahasiswa itu adalah berkarya dan berprestasi, jangan hanya kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang).” Dosen yang familiar dipanggil Pak Wawan ini, berbagi informasi mengenai peluang beasiswa mahasiswa: PPA, BBM, Super Semar, dan lain-lain. “Apabila ingin mengajukan beasiswa seperti PPA/BBM, mahasiswa harus menulis PKM terlebih dahulu,” jelas dosen yang pula menjabat sebagai pendamping mahasiswa PBSI ini.  Di akhir, acara ditutup dengan musikalisasi puisi oleh teater Mishbah dengan menyanyikan puisi karya Arda Sedyoko. (Rony/ Humas FBS)