"Creating Your Own Business", Memacu Mahasiswa Berwirausaha sejak Dini

FBS-Karangmalang. Dunia kewirausahaan kini kian menjadi sorotan banyak pihak. Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, misalnya, baru-baru ini memulai Gerakan 1.000 Kader Wirausahawan Pedesaan di kabupaten tersebut. Institusi pendidikan pun mulai banyak yang membangun visi mencetak wirausahawan muda. Hal ini direalisasikan melalui dimasukkannya kewirausahaan menjadi salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa. Salah satu institusi pendidikan yang mencanangkan hal tersebut adalah Universitas Negeri Yogyakarta.

Melihat visi yang cemerlang inilah yang kemudian memberikan inspirasi bagi hima bahasa Inggris, EDSA (Engslih Department Student Association), untuk kembali menyelenggarakan Seminar Kewirausahaan yang kedua kalinya. Acara yang dilaksanakan pada Sabtu lalu (4/5) bertajuk “Creating Your Own Business” dengan tujuan untuk mendorong para mahasiswa untuk berwirausaha sejak dini. “Tema tersebut dipilih karena ingin memotivasi mahasiswa untuk memulai bisnis mereka sendiri dengan kemampuan yang mereka miliki sebagai mahasiwa,” ungkap Jehna Mayafani selaku wakil ketua panitia.

Dalam agenda tersebut, Wakil dekan III FBS UNY Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd.,  hadir untuk memberikan sambutan. Ia menyatakan sangat setuju dan mendukung acara yang sangat bermanfaat ini karena dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk berwirausaha yang nantinya diharapkan dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Sesi pertama seminar diisi oleh Ferry Irawan, seorang pemilik jasa percetakan digital Mangrove Grafindo. Pria yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas Gadjah Mada ini mulai membuka usahanya pada tahun 2005. Bisnis yang awalnya dibangun bersama ke-15 temannya sesama alumni SMA Negeri 1 Yogyakarta ini mengalami jatuh bangun selama perjalanannya. Dengan modal awal Rp 1.5 juta, kini Mangrove Grafindo, yang saat ini hanya dikelola oleh Ferry dan seorang temannya, memiliki omset hingga Rp 15 M. Ia mengungkapkan bahwa jika ingin sukses berbisnis, haruslah punya keberanian dan daya juang tinggi. “Yang penting jangan lupa untuk menerapkan ilmu ATM: Amati, Tiru, Modifikasi. Serta lakukan ibadah-ibadah spesial,” ujar ayah dua anak ini. Ia meyakini bahwa jika seseorang memiliki keinginan yang lebih, ia harus berusaha yang lebih juga.

Fika Enggar Prayogo, selaku pembicara kedua, memulai sesinya dengan menceritakan jatuh bangunnya dalam berwirausaha. Pria yang aktif di Makelar Sedekah ini merupakan pemilik Profetika Training Center dan fresh fruit supplier. Ia berpesan bahwa jika ingin berwirausaha, sebaiknya dipertimbangkan dahulu alasannya. Menurutnya, ada dua alasan mengapa orang ingin berwirausaha, yakni karena keinginan sendiri atau karena terhimpit keadaan. Satu suara dengan Ferry, ia menyatakan bahwa jika ingin menjadi wirausaha haruslah total, punya keberanian dan kegigihan. “Seorang wirausaha haruslah bersahabat dengan ketidakpastian. Untuk itu, ia harus jeli untuk mengambil peluang yang dilihat,” terangnya.

Acara yang sukses diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 2012 ini kembali menyedot perhatian banyak peserta. Mereka terlihat antusias untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan terkait dunia wirausaha. Dengan diadakannya seminar ini, diharapkan dapat semakin memacu para mahasiswa untuk mulai merintis usahanya sedini mungkin. (Zidnie/Rony/HumasFBS)