Cross-Cultural Understanding:Broad Your Knowledge, Know Your World!

Bertempat di gedung PLA lantai III FBS UNY, Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris atau EDSA (English Department Student Association) menyelenggarakan Cross-Cultural Understanding beberapa waktu lalu.Mahasiswa FBS bersama foreigner duduk lesehan sambil mendengarkan presentasi budaya masing-masing dilanjutkan dengan dialog. Foreigner yang hadir berasal dari Inggris dan Belanda. Presentasi budaya Indonesia disampaikan oleh Sri Sumaryani, mahasiswi Sastra Inggris 2007, diikuti dengan presentasi budaya Inggris yang disampaikan Matt Woolgar asal Inggris. Kim Rekveld dan Milad Nabialah, warga negara Belanda, turut pula mempresentasikan budaya dan kultur  sosial masyarakatnya.
Perbedaan budaya yang mencolok antara budaya asing dengan budaya Indonesia membuat peserta antusias dalam tanya jawab. Ada banyak hal yang dapat dikenal tentang budaya asing dan bagaimana orang asing melihat budaya Indonesia. Kontrasnya nilai dan norma yang berlaku di budaya barat dibandingkan dengan di Indonesia serta  perkembangan negara barat menjadi topik  pembahasan yang menarik. Dari sisi foreigner, ketidakdisiplinan waktu menjadi opini klasik dalam memandang Indonesia. Milad Nabialah, warga negara Belanda keturunan Iran, menyampaikan simbol agama mayoritas sangat ditonjolkan, sehingga keberagaman budaya tidak terlalu kelihatan. Simbol-simbol agama seakan menghapus simbol-simbol keberagaman budaya lokal. Namun demikian, ia tetap merasa nyaman berada di Indonesia karena keramahan dan menyukai makanan Indonesia.
Acara ini dibuka oleh Ashadi, S.Pd., selaku satgas EDSA. Dalam sambutannya, ia menjelaskan pentingnya  pengetahuan antarbudaya agar tercipta kepahaman antarsatu sama lain dan tercipta strategi yang mampu menempatkan diri di lingkaran budaya yang berbeda. Terlebih bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, pemahaman kultur budaya dan sosial barat harus dikuasai agar kompetensi bahasa yang dicapai dapat digunakan semestinya dalam dunia Internasional. (Febi)