Kearifan Lokal Penting dalam Perkembangan Masyarakat

(FBS-Colombo) Nilai-nilai kearifan lokal meniscayakan fungsi yang strategis bagi pembentukan karakter dan identitas yang pada gilirannya akan memunculkan sikap budaya yang mandiri, penuh inisiatif, dan kreatif. Pengembangan kearifan-kearifan lokal memiliki arti penting bagi berkembangnya suatu masyarakat. Demikian yang diungkapkan Prof. Suminto A. Sayuti, Guru Besar FBS UNY,  dalam Seminar nasional bertema Revitalisasi Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Konteks Pendidikan yang diadakan di auditorium UNY (25/11).

Pendidikan secara keseluruhan, menurutnya, dimaknai sebagai proses pembudayaan dan bukan proses pembuayaan dan penjinakan sosial budaya. Pendekatan multicultural dapat menjadi solusi. Selain itu, Suminto memberikan dua pilihan dalam proses pendidikan: kita belajar melalui budaya atau belajar dengan budaya.

Selain Prof. Suminto A. Suyuti, pembicara lain seperti Ben Senang Galus dari Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY dan Darmaningtyas, Pengamat Pendidikan dan penulis tampak hadir sebagai pembicara.

Seminar Nasional yang diadakan BEM FBS kali ini lain dari biasanya. Panitia yang bertugas dalam acara itu mengenakan baju tradisional Jawa. Selain itu panitia juga memberikan dua pilihan jenis sertifikat untuk dibawa pulang peserta. Mereka yang mengikuti seminar secara penuh berhak mendapatkan sertifikat nasional, sedangkan peserta yang hanya mengikuti stadium general hanya mendapatkan sertifikat stadium general saja.

Dua pilihan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila target yang direncanakan tidak tercapai. Ketua Panitia, Suranti Tri Astuti, PBI 2010, menyatakan “Kami sengaja memberikan dua pilihan itu untuk mengantisipasi jika peserta kurang dari target, namun nyatanya peserta seminar justru membludak.” Ditanya mengenai latar belakang acara ini, Suranti mengatakan bahwa acara ini berangkat dari keresahan mahasiswa tentang budaya local yang kini kian tergeser dari proses pendidikan. (Fitri)