Ketenangan Jiwa dalam Bermusik: Kunci Prestasi Laskar Gitaris Muda dari UNY

FBS-Karangmalang. Belum banyak tersorot prestasi Seni Musik dari Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni. Siapa sangka bahwa gitaris-gitaris muda telah membawa nama harum UNY di kancah nasional dengan prestasi gemilang secara berturut-turut di 2011. Pada Juli lalu, Kelompok kwartet gitaris UNY mendapatkan juara I dalam Kwartet Guitar Festival, kompetisi permainan gitar tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kedutaan Perhimpunan Eropa. Permainan harmoni gitar Birul Walidaini dan kawan-kawan berhasil mengalahkan kelompok kwartet lain yang berasal dari kalangan junior hingga para master senior dalam merebut hati para Juri.

Dua bulan berselang (11/9/2011), Delegasi UNY juga mendulang prestasi kembali dalam ajang Open Guitar Competition. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Duatone, perkumpulan guru-guru gitar di Surabaya, yang diiikuti peserta dari pelbagai daerah di Indonesia. Berbeda dengan kompetisi sebelumnya, para peserta ajang ini bermain gitar solo. Gitaris-gitaris dari UNY akhirnya berhasil memboyong semua piala penghargaan kategori Solo Klasik ke Yogyakarta. Juara I diraih oleh Birul Walidaini yang membawakan lagu Coyunbaba karya Carlo Domenicani. Juara II adalah Mardian Bagus dengan lagu klasik Chaccone karya J.S Bach dan Juara III menjadi milik pemain Grand Overture karya Mauro Guillani, Yanuar Pamungkas. Permainan gitar mereka dinilai oleh gitaris-gitaris juara nasional dan Asia yang diketuai oleh Bambang Leman.

Ditanya tentang kunci suksesnya, Birul Walidaini membuka rahasianya, “Kata Juri, saya bisa memainkan gitar dengan lebih tenang dibandingkan lainnya,” ungkap sang jawara gitar Solo Klasik ini rendah hati. Namun latihan ini tidak bisa lepas dari kendala, “Bagi saya, kesulitannya yaitu menyediakan waktu untuk latihan di sela-sela kegiatan KKN-PPL,” aku mahasiswa Pendidikan Seni Musik Angkatan 2008 ini. Hal ini yang membuat Birul Walidaini bersama ketiga delegasi UNY lainnya untuk terus berlatih, terutama ketika mendekati hari H. “Karena ketika berkompetisi solo, mental kita lebih banyak diuji dibandingkan kemampuan kita,” jelas Birul Walidaini yang mengaku sempat minder ketika banyak peserta yang bermodal gitar dengan kualitas lebih bagus, “Namun karena telah berlatih dengan disiplin dan yakin telah menguasai materi lagu, saya lebih mengandalkan penghayatan dan ketenangan saja dalam bermusik.”

Tidak hanya berpuas diri dengan prestasinya saat ini, laskar gitaris muda UNY ini juga akan berkompetisi kembali dalam Kompetisi Gitar Klasik Nasional di Jakarta pada Desember depan. “Kami sudah mulai latihan sejak sekarang, jadi mohon doanya agar kami berhasil,” ajak Birul Walidaini dan kawan-kawan demi dukungan dari sivitas UNY. (Febi)