KETUA BEM FBS SIT IN DI PRINCE OF SONGKLA UNIVERSITY THAILAND

 FBS-Karangmalang. Setelah Ketua BEM FBS 2010, Andika Rahmadi Putra, berkesempatan sit in di Monash University Australia, kini Ikhwanul Habibi, Ketua BEM FBS 2011, melawat ke Prince of Songkla University. Kamis (30/6), Habibi beserta para aktivis organisasi mahasiswa (ormawa) dan mahasiswa berprestasi Universitas Negeri Yogyakarta melakukan kunjungan ke salah satu universitas ternama di Thailand ini. Delegasi UNY ini terdiri atas para Ketua BEM Fakultas se-UNY, yaitu Fadli Rozaq (FT), Zam-Zam Adnan (FIK), Heri Sudaryanto (FISE), Ali Wafa Muchtar (FIP) dan Ikhwanul Khabibi (FBS). Lawatan juga diikuti Sekretaris BEM FMIPA, Prita, dan enam mahasiswa berpretasi dari masing-masing fakultas. Mereka didampingi staf ahli Pembantu Rektor III, Prof. Dr. Jumadi, dan staf ahli Pembantu Rektor I, Didik Nurhardiyanto, M.T.

Kunjungan yang berlangsung kurang lebih satu minggu ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang aktivitas keormawaan di mancanegara, khususnya HUSO (Humanities and Social Science Organisation). HUSO adalah organisasi mahasiswa yang berkedudukan di kampus Pattani. Organisasi mahasiswa ini bersifat nonindependen. Pihak universitas tidak memberikan otonomi pada HUSO untuk menjalankan organisasinya. Universitas memberikan dana serta sarana prasarana untuk mengatur keberlangsungan dan semua kinerja dari organisasi ini.

Lebih lanjut Habibi menjelaskan bahwa HUSO terdiri atas berbagai departemen dan klub yang berjumlah lebih dari 36 organisasi. Organisasi ini memiliki banyak sekali kegiatan yang bersifat akademis maupun nonakademis. Aspek yang dibangun adalah seni budaya, olahraga, sosial masyarakat, advokasi, dan kesejahteraan mahasiswa.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman ini menambahkan, dari kunjungan tersebut ia juga mempelajari sebuah organisasi mahasiswa nonindependen yang mendukung universitas dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan. Organisasi-organisasi mahasiswa yang bernaung dibawah HUSO juga meningkatkan kesolidan dan mengurangi resiko friksi antarorganisasi. (Diyan & Nunggal)