Mahasiswa Sastra Inggris Gelar Diskusi Sastra

FBS-Karangmalang. Malam ini (30/4) Karangmalang diguyur hujan yang cukup deras sedari sore tadi, namun hal ini tak menyurutkan niat puluhan mahasiswa sastra inggris, maupun mahasiswa dari program studi lain untuk datang ke ruang Cine Club II gedung C13 FBS. Mereka berbondong bondong datang ke ruang itu bukan tanpa alasan, pasalnya kelas Sastra angkatan 2012 mengadakan Diskusi Sastra yang dimotori oleh 3 narasumber, Dosen Prodi Sastra Inggris Eko Rujito Dwi Atmojo, S.S., M.Hum, Alumni Sastra Inggris Sri Sumaryani, S.S dan Mahasiswa Sastra Inggris Zidnie Ilma.

Acara yang dimulai jam 19.30 itu diawali dengan mini drama yang bintangi oleh mahasiswa kelas Sastra sendiri. Diskusi Sastra kali ini membahas cerita pendek karya sastrawan Perancis, Guy De Maupassant berjudul La Parure yang sudah di terjemahkan ke Bahasa Inggris menjadi The Necklace. Karya yang dipublikasikan tahun 1884 di Paris ini bercerita tentang sepasang suami istri dari keluarga yang sederhana dan tak banyak memiliki barang berharga. Pada suatu waktu, si suami mendapat undangan dari kantornya untuk menghadiri pesta. Disini masalah mulai muncul karena si istri tidak mempunyai gaun yang bagus, akhirnya ia meminta 400 franc untuk membeli gaun. Setelah membeli gaun, si istri mengeluh bahwa ia akan terlihat miskin diantara orang kaya kalau ia tidak memakai perhiasan. Si suami berkata padanya untuk meminjam perhiasan kepada teman dekatnya. Sebuah kalung bertahtakan berlian pun ia bawa pulang.

Pada hari dimana pesta dilaksanakan, semua mata tertuju pada si istri, wajahnya yang cantik, gaun yang menawan serta kalung berliannya berhasil mencuri perhatian banyak orang. Masalah besar pun datang ketika si istri menghilangkan kalung berlian milik temannya itu. Segala hal dan upaya telah dilakukan si suami, lapor ke polisi dan iklan ke Koran pun ia lakukan, namun hasilnya nihil. Akhirnya si suami memutuskan untuk mengganti dengan kalung berlian yang serupa tanpa memberitahukan kepada teman istrinya bahwa si istri telah menghilangkannya. Dengan harga 40.000 franc ia membelinya. Uang sebanyak itu ia dapatkan dengan berhutang dengan jangka waktu 10 tahun. Ternyata, kalung yang dihilangkan si istri tadi hanyalah imitasi dan hanya berharga sekitar 500 franc. 10 tahun yang penuh perjuangan dan siksaan kini terasa lebih perih bagi si istri yang tak mau jujur kepada temannya tu sedari awal.

Jehna Mayafani, moderator pada malam itu menggiring perhatian audiens ke 3 narasumber. Yang pertama menyampaikan materi adalah Zidnie, ia menyampaikan 3 hal yaitu karakterisasi, forshadowing dan symbol yang digunakan di cerita pendek itu. Pembicara kedua adalah Sri Sumaryani, ia menyampaikan background cerita, tema dan substansi-substansinya. Sedangkan pembicara ketiga, Eko Rujito lebih menyampaikan materi diskusi kearah background penulis dan detail cerita seperti ekspektasi pembaca setelah membaca cerita itu, jalannya cerita dan elemen elemen yang meyakinkan di karya itu. Di akhir acara, Eko Rujito menyampaikan apresiasinya terhadap kelas Sastra angkatan 2012 atas kerja keras dan kreativitas mereka untuk mewujudkan diskusi sastra malam itu. “semoga acara in bisa memotivasi kelas konsentrasi lain agar membuat acara sejenis” pungkasnya.

Astrinda Nilasastri Iswalono, salah satu panitia diacara ini menjelaskan terselenggaranya acara ini berawal dari keinginannya untuk memiliki sebuah wadah sastra. “Sebenarnya kita sudah diskusi sama dosen sastra gimana sih biar kita punya wadah sastra, terus Bu Wid (Widyastuti Purbani, Wakil Dekan I FBS yang juga Dosen Sastra–red) bilang bahwa dulu tu pernah ada acara kayak gini, tapi entah mengapa berhenti, nah saya sekarang meneruskan apa yang seharusnya anak sastra punya, yaitu sebuah wadah” jelasnya. Ia juga mengaminkan perkataan Eko Rujito agar acara ini agar bisa dilaksanakan secara berkelanjutan. “kami ingin ini continuously ya sukur sukur satu bulan sekali, tapi kayaknya juga masih susah sih, soalnya masih baru juga. Pengen 2 atau 3 bulan sekali, tapi pengennya kami punya wadah seperti ini” harapnya. (HumasFBS)