Menyongsong Konektivitas ASEAN dengan Internasionalisasi FBS

FBS-Karangmalang. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 0,5% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Asia tenggara, khususnya ASEAN merupakan kawasan yang secara geopolitik merupakan kawasan yang stabil yang segera mewujud sebagai komunitas ASEAN mulai tahun 2015. Itu artinya ASEAN akan menjadi satu kawasan yang borderless secara sosio-ekonomi di mana arus modal dan jasa mengalir dari satu negara ke negara lain seperti halnya hubungan antar provinsi dalam sebuah negara. Di sisi lain, konektivitas ini memberikan dampak lain dengan semakin terbukanya kita sebagai bangsa untuk bertukar informasi dan budaya dengan bangsa lain.
Globalisasi di kawasan ASEAN bukan sekadar mimpi dan harapan sebab sebelum itu dimulai pun, hal ini telah memberikan dampak pada berbagai pertukaran informasi dan persaingan dalam berbagai sektor, termasuk juga dalam hal penyusunan strategi dan pengambilan kebijakan di dunia pendidikan. Hal inilah yang akhir-akhir ini, sering kita dengar dalam banyak perbincangan, yaitu bagaimana staf, penelitian, atau mahasiswa sebuah perguruan tinggi meningkatkan keterlibatan mereka dalam forum-forum internasional terutama di kawasan ASEAN agar sebuah perguruan tinggi mengenal sistem  pendidikan di negara lain dan juga menjadi rujukan dan dikenal secara internasional (memiliki international outlook). Sebagaimana yang dikatakan oleh (Salmi,Liu:2011).

Becoming a member of the exclusive group of world-class universities is not achieved by self-declaration; rather, elite status is conferred by the outside world on the basis of international recognition. Notwithstanding the serious methodological limitations of any ranking exercise (Salmi and Saroyan 2007), world-class universities are recognized in part for their superior outputs.

Berbagai usaha untuk mewujudkannya dilakukan oleh banyak perguruan tinggi, mulai dari menggiatkan kinerja dengan standar internasional baik yang berhubungan dengan sistem manajemen, sistem pelayanan, proses pendidikan sampai dengan peningkatan mutu lulusan dan proses pengajaran dan penelitian. Di samping itu, banyak juga yang memulai dari pencitraan dan promosi baik di dalam berbagai kesempatan maupun di dunia maya melalui kinerja komponen akademik semacam penerbitan jurnal internasional, dan tulisan ilmiah berbahasa inggris dengan harapan karya ini menjadi sitasi (citation) umum. Di sisi lain, banyak pula perguruan tinggi yang mengembangkan kegiatan kerjasama dengan berbagai stakeholder, user maupun perguruan tinggi lain yang memiliki visi dan misi atau platform kebijakan yang sejalan seperti dengan mendirikan dan menggiatkan kantor kerja sama internasional.
Universitas Negeri Yogyakarta adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang telah sejak lama memasukkan visi dan misi ini ke dalam renstra UNY. Berbagai kegiatan internasionalisasi UNY telah lama dilakukan dan membuahkan berbagai hasil yang membuat UNY menjadi salah satu perguruan tinggi  terkemuka di Indonesia menurut situs berita Yogya.co.id. Situs ini menyebutkan bahwa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berada di peringkat 22 Universitas terpopuler di Indonesia versi 4ICU. Prestasi dan kinerja belum apa-apa bila dilihat dari peringkat UNY dalam situs THE (Times Higher Education) yang belum masuk ratusan atau bahkan ribuan peringkat dunia.
Namun demikian, UNY merupakan salah satu dari puluhan  perguruan tinggi di kawasan ASEAN, yang giat mengembangkan diri menjadi sebuah perguruan tinggi berkelas dunia (World Class University). Untuk  menjadi WCU, salah satu usaha yang dilakukan oleh UNY adalah membangun jaringan kerja sama dengan berbagai instansi di dalam dan luar negeri, dengan landasan Memorandum of Understanding (MoU) atau Memorandum of Agreement (MoA). Implementasi MOU diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan kerjasama, seperti program pertukaran mahasiswa yang dinamakan Hibridization Program, Guest lecturing atau mengundang dosen tamu, pengiriman dosen UNY ke perguruan tinggi mitra, penelitian kerjasama (joint research), bahkan sampai program alih kredit (credit transfer), pertukaran staf pengajar dan Sandwich Program dan program ganda (Double Degree) bagi mahasiswa S-2/S-3.
Untuk dapat mensejajarkan diri dengan berbagai universitas yang sudah lebih dulu berkelas dunia, memang diperlukan strategi pengembangan internasionalisasi universitas yang tepat dan terukur. Pengembangan visi dan misi dalam renstra universitas dan dalam berbagai kebijakan universitas sudah semestinya mengedepankan pentingnya kerjasama dan kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi baik di dalam mau pun di luar negeri. Namun efektivitas kemitraan dan kerja sama harus juga dalam ajang kemitraan yang sejajar sehingga UNY juga menjadi aktor yang aktif berkiprah dan bukan hanya menjadi penonton dan konsumen dalam globalisasi ini. Di samping itu, kerja sama dan kemitraan yang dimaksud, harus memberikan efek atau dampak pada berbagai lini, tidak hanya berhenti pada kegiatan kerjasama itu sendiri tetapi juga pada kinerja bidang-bidang lain. Seperti halnya menjadikan kegiatan mengundang dosen tamu (guest lecturing) menjadi sebuah proses benchmarking  bagi tenaga pengajar UNY sendiri tentang profesionalitas dalam bidang keilmuan dan kualitas skill pengajaran atau penelitian kerjasama yang menjadi ajang bertemu sparing partner bagi dosen peneliti di UNY.
Dengan mempertimbangkan berbagai hal, Fakultas Bahasa dan Seni UNY, sebagai salah satu Fakultas di UNY, telah menggiatkan kerja sama salah satunya dengan memberikan dukungan melalui penyusunan komponen anggaran tersendiri untuk mengembangkan dan mempromosikan potensi yang merupakan keunggulan yang dimilikinya. Perhatian dan dukungan yang serius ini memungkinkan FBS mengembangkan bidang keilmuan yang dibutuhkan dan dicari oleh bangsa lain, seperti bidang-bidang ilmu yang mengandung kearifan lokal (local wisdom) seperti bidang bahasa, seni dan budaya, sehingga FBS UNY dapat mensejajarkan diri dengan perguruan tinggi lain di luar negeri melalui pemberdayaan keunggulan komparatif yang dimiliki.
Dengan mengembangkan potensi yang menjadi keunggulan komparatifnya, FBS UNY dapat menjadi mitra yang sejajar dengan perguruan tinggi lain. Hal ini tidak berarti FBS UNY tidak perlu masuk dalam kancah kompetisi dalam bidang-bidang lain. Ini adalah strategi yang secara cepat dapat meningkatkan minat dan ketertarikan perguruan tinggi lain bekerja sama dengan FBS. Sebab, kerja sama yang mengandalkan keunggulan komparatif dan kearifan lokal dipercaya mampu mensejajarkan FBS dengan PT di luar negeri yang sudah lebih maju. Pada gilirannya nanti kegiatan yang dapat berjalan akan memberi efek pada bidang-bidang lain. Tanpa strategi seperti ini, UNY dan khususnya FBS memerlukan energi yang besar untuk mengejar ketertinggalan dan bermitra dengan perguruan tinggi yang sudah lebih dulu maju. Secara umum, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat bagi FBS UNY untuk bermitra dengan perguruan tinggi ternama, seperti masalah peringkat universitas, keterbatasan sarana dan prasarana, pengakuan internasional terhadap karya ilmiah dosen/peneliti,  sitasi ilmiah terhadap karya ilmiah, sumber daya dosen dan staf dan beberapa faktor lain yang telah lebih dulu unggul yang dimilki oleh perguruan tinggi lain.
Oleh sebab itu, kesadaran tentang pentingnya kerjasama perlu ditumbuh kembangkan di semua kalangan. Kita harus tegap berdiri dengan confident dan segera bergerak cepat menyusul perguruan tinggi yang sudah dulu maju. Masuknya mahasiswa asing dari perguruan tinggi kawasan ASEAN dan dari kawasan lain di dunia perlu kita sikapi dengan menyambutnya dengan profesional dan usaha yang sungguh-sungguh. Tidaklah elok bila kita membiarkan arus keterbukaan ini melibas kita begitu saja tanpa memanfaatkannya menjadi sebuah arena mempertaruhkan kualitas dan profesionalitas sivitas akademika UNY. (Herman, M.Pd-Ketua divisi kerjasama FBS UNY)
 

Tags: