Nostalgia, Temu Darah Komunitas Mishbah

           FBS-Karangmalang. Komunitas Mishbah ternyata telah melahirkan banyak sastrawan, dosen, guru, mau pun penulis. Komunitas yang dipunggawai oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY, sejak tahun 2000-an ini masih berjaya d itahun angkatan 2013. Karena tiap angkatan telah tersebar di penjuru nusantara, akhirnya komunitas Mishbah angkatan 2013 berinisiatif mengadakan reuni akbar pada Sabtu (30/11) di Laboratorium Karawitan.

          “Dulunya Mishbah bernama Sandal Jepit. Sandal Jepit berdiri bukan sebagai komunitas teater, tetapi tentang kepenulisan. Sedangkan nama Mishbah tercetus pada 5 April 2005,” ungkap Dzikrina Ketua Mishbah 2013. Dahulunya, Mishbah ini memunyai dua bidang: kepenulisan dan teater (dikenal sebagai Cultural Servise Center). Dzikrina memaparkan punggawa yang pernah mendirikan komunitas Mishbah pada tahun 2000-an. “Nama-nama generasi pertama: Mas Wachid Eko Purwanto, Dadang Adan Afriady, Wakhid Susanto, Eri Sumarwan, Herlinatiens, Mardi Yanto, Setyawan Pujiono, M.Pd., Siswanto, dan Sudaryanto, M.Pd. pun pernah berkarya di komunitas ini,” tuturnya. “Mereka pun sekarang sudah menjadi sastrawan, guru, dan dosen. Seperti Herlinatiens (penulis novel, Setyawan Pujiono, M.Pd. (dosen PBSI UNY), dan Sudaryanto (dosen PBSI UAD),” tambahnya.

         Acara temu kangen ini mendapatkan respons positif dari alumni tiap angkatan. Sekitar 80-an alumni hadir dalam acara ini. Tatkala sesi sarasehan bersama 5 pendiri Mishbah, para pembicara pun mengungkapkan ceritera disaat menjadi mahasiswa FBS UNY: ada kenangan di sana. Bahkan mereka pun sempat mengungkapkan impian sewaktu jadi mahasiswa dan ternyata impian tersebut terwujud.

         Dalam kesempatan itu, Pak Wawan mengungkapkan keinginannya untuk menjadi dosen. “Dulu saya ingin menjadi dosen di tempat itu (sambil menunjuk GK.1), dan alhamdulillah terwujud,” tuturnya. Begitu ketika Mas Eri menungkapkan keinginanya menjadi  PNS. “Sekarang pun saya jadi PNS dan mengajar di SMA,” ujarnya. “Sebuah komunitas memang berbeda dengan organisasi. Komunitas lebih mengunggulkan asas kekeluargaan dan membangun keutuhan serta kesolidan antaranggota. ”Semoga dengan reuni ini, para punggawa Mishbah tiap angkatan dapat menjalin tali silaturahmi,” harap Dzikrina. (Rony/ Humas FBS).