Peningkatan Kedisiplinan Melalui Ibadah Puasa

FBS- KARANGMALANG. Kamis, (26/8) ruang  seminar  lantai 3  gedung  PLA  FBS diwarnai kehangatan senyum dosen dan karyawan FBS. Sebelas bulan lamanya bekerja dalam unit masing-masing kini bertemu dalam suasana Ramadhan yang penuh barokah. Buka bersama dosen dan karyawan FBS ini menjadi ajang memperkuat silaturahmi.

Dekan FBS, Prof. Dr. Zamzani dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya dengan kinerja dosen dan karyawan FBS. “Jika dilihat dari absensinya, Alhamdulillah sivitas akademika FBS amat disiplin,” katanya. Dosen PBSI ini menambahkan, “Tema dalam buka puasa bersama ini, sengaja lebih menekankan hubungan puasa dengan disiplin. Seperti kita tahu Islam adalah agama yang mengajarkan disiplin di semua bidang. Puasa contohnya, kita diwajibkan disiplin terhadap waktu imsak, buka, dan shalat. Demikian halnya, ketika kita meninggalkan sejumlah puasa maka wajib hukumnya untuk diganti dengan jumlah hari yang sama, di lain waktu. Terkait dengan ketepatan waktu, kalau adzan sudah menggema maka menyegerakan berbuka, tidak ada yang mengulur waktu berbuka, waktu imsak juga umat islam mengakhirkan saat tanda imsak berkumandang,” tuturnya sambil tersenyum.

Acara yang dihadiri kurang lebih 200 undangan ini berjalan begitu disiplin dan tepat waktu sesuai sekali dengan tema yang dibawakan.  Setelah pembukaan oleh Prof. Dr. Zamzani, dilanjutkan penyerahan penghargaan karyawan berprestasi.

Tepat pukul 16.45 wib acara inti, Hikmah Puasa dimulai. Kali ini dibawakan Mulyana, M.Hum. Dalam ceramahnya, ia mengutip Q.S. Al-Mujadalah: 11 tentang pentingnya sikap disiplin bagi seorang muslim. Dalam Q.S. Al Mujadalah ayat 11 difirmankan, “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Lebih lanjut, dalam ayat tersebut menguraikan secara jelas, bahwasanya Allah mengangkat orang yang beriman dan berilmu beberapa tingkatan derajat. Di sini letak kedisiplinan harus dibangun, perlunya ketepatan waktu dalam menuntut ilmu agar waktu yang berjalan tidak berlalu sia-sia.

Dalam ceramah itu pula, Mulyana memberi suatu metode  mengasah kedisiplinan, yaitu dengan kembali pada dua perkara yang diwariskan Nabi Muhammad kepada umatnya.  “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara, tidak akan kamu tersesat selamanya, selama kamu masih berpegang teguh kepada keduannya, yaitu Kitabullah dan sunnah rasulnya,”  ungkapnya, saat menirukan sabda Rasulullah saw.  

Ia menambahkan Al-Quran itu harus dikaji dengan (5D), yakni: Dibaca, Dipahami, Diyakini, Diamalkan, dan Diajarkan. Dengan kembali pada Al-Quran, maka sikap disiplin akan semakin baik. Jika kita mau disiplin dalam menyelesaikan (mengkhatam) 6236 ayat Al-Quran pun, maka selama 17 tahun kita cukup membaca 1 ayat Al-Quran sehari.

“Sekali lagi, Islam menekankan pentingnya kedisiplinan. Bahkan, Islam menyesalkan jika waktu hanya digunakan untuk urasan duniawi saja. Keistemewaan Islam adalah tepat waktu,” tegasnya.

Sampai tidak terasa waktu berbuka tiba. Acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dibawakan Ibnu Santosa, M.Hum. Dilanjutkan dengan berbuka puasa dan pembagian doorprize dan Shalat Maghrib berjamaah. (Arum)