Prestasi UNY dalam Lomba Desain Motif Batik Mahasiswa 2013

FBS-Karangmalang. Satu lagi torehan prestasi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam bidang seni dan budaya. Tercatat enam mahasiswa berhasil masuk sebagai 20 finalis Desain Terbaik dalam Lomba Desain Motif Batik Mahasiswa 2013.

Keenam mahasiswa tersebut ialah Melisa Purbasari (2009), Dhara Dinda Kamayang (2012), dan Priyo Dwi Wibowo (2011), ketiganya merupakan mahasiswa Pendidikan Seni Kerajinan Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Berikutnya Ria Kusrini (Pendidikan Teknik Busana 2011), Valentina Widya A P (Teknik 2011), dan Pandu Permana (Pendidikan Tata Boga 2011) dari Fakultas Teknik (FT).

Lomba yang telah dihelat kali kedua sejak 2011 memiliki dua kategori, yaitu: Kategori Sandang dan Kategori Interior. “Puji syukur dalam dua kategori lomba, lima mahasiswa lolos menjadi finalis Kategori Sandang dan satu mahasiswa (Pandu Permana) pada Kategori Interior,” jelas Melisa yang mendapat inspirasi desainnya dari keragaman Pulau di Indonesia.

Selain itu, Dhara Dinda Kamayangan juga sukses meraih juara ketiga dalam Kategori Sandang dengan mengusung desain berjudul “Kembang Amarah si Jaran Kepang”. Mayang begitu ia akrab disapa berhasil menyisihkan 215 karya peserta lain.

“Inspirasinya lahir dari pertunjukan Jaran Kepang, para pelaku biasanya akan marah setelah memakan sesaji,” jelasnya. Lagipula, Mayang berpendapat bahwa kini pertunjukkan itu semakin jarang ditemui. Maka dari itu, ia ingin menghadirkannya lewat motif batik.

Perlu diketahui bahwa lomba bertema “Batik Nusantara Warisan Budaya Indonesia untuk Indonesia” ini  diikuti oleh 578 peserta dari 128 perguruan tinggi di Indonesia.

Dari 578 pendaftar, sebanyak 266 mahasiswa mengirimkan karyanya dan total karya sebanyak 302 desain. “Jadi, ada 217 karya untuk batik desain sandang, dan 85 desain untuk interior,” papar Melisa yang mendesain lewat inspirasi pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Ditanyai mengenai kesan, Mayang, Melisa, dan Priyo sepakat mereka bahagia berkesempatan ada di acara yang digelar atas kerjasama Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI).

Mereka dapat bersitatap langsung dengan para pembatik yang kompeten. Bahkan, Ibu Ani Yudhoyono sempat beberapa kali mengamati hasil karya mereka. “Ibu Ani juga antusias menanyakan filosofi batik yang saya buat,” kata Melisa yang tengah merampungkan studinya.

Lain halnya dengan Priyo yang saat ini sedang disibukkan dengan aktivitas KKN PPL. Ia terkesan bisa masuk 10 besar. “Saya bahagia dan saya sengaja mendesain dengan judul Motif Kipas. Motif ini saya ambil karena saya ingin mengangkat hasil kerajinan yang dibuat Masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sebelum sampai di babak final, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Di tahap awal (4-5/7), ada penyaringan desain dari 302 menjadi 80 desain terbaik. Setelah itu, dilakukan penjurian untuk memilih 20 desain terbaik (15-16/7). Di sini para peserta juga diwajibkan mempresentasikan karyanya yang juga dipamerkan dalam Gelar Batik Nusantara, di Jakarta Convention Center (17-21/7).

Mayang dan Melisa berpesan, “Sebaiknya di kesempatan lain, peserta dari UNY bisa lebih mengeksplor warna-warna alam dan bukan pewarna sintetis, supaya hasilnya lebih baik.” Selamat dan Sukses! (Fitrananda/Humasfbs)