Sarasehan: Islam Bicara Seni dan Budaya

FBS-Karangmalang. (13/4) Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (UKM FBS) Al-Huda mengadakan sarasehan yang bertemakan Islam Bicara Seni dan Budaya. Bertempat di Stage Tari Tedjokusumo, acara tersebut mendatangkan pembicara Ust. Muhammad Jazir (Penasihat Keraton) dan Ust. M. Aga S. dan dimoderatori oleh Ust. Kuncoro yang tidak lain merupakan alumni jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY.

Sarasehan ini merupakan kegiatan terakhir dari serangkaian acara Open House UKM-F Al-Huda. Dalam sarasehan ini para pembicara mencoba menjelaskan terkait batasan-batasan yang harus diketahui oleh para pelaku seni dalam berkarya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ust. Aga S bahwa dalam berkesenian ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu pelaku seni yang menabrak semua rambu-rambu yang diatur dan pelaku seni yang memahami semua rambu-rambu dalam berkesenian lalu memutuskan untuk berhenti total dari kegiatan berkeseniannya. Untuk itu pehamaman terkait landasan-landasan dalam berkesenian sangat dianjurkan.

Hal berbeda disampaikan oleh Ust. Muhammad Jazir dalam pemaparannya. Berbeda dengan Ust. Aga S, Ust. Jazir lebih banyak mengupas hal-hal terkait budaya di Indonesia dan mencoba membandingkan gaya berkesenian yang berkembang di Indonesia dari zaman kemerdekaan hingga saat ini. “Lagu merupakan cermin sebuah bangsa. Pada masa awal kemerdekaan lagu-lagu yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia adalah lagu-lagu yang mengobarkan semangat hidup namun bergeser hingga saat ini lagu-lagu Indonesia sudah mengalami penurunan dari nilai-nilai kehidupan,” tuturnya

Pada kesempatan lain Ust. Aga pun menghimbau kepada segenap pelaku seni agar menjadikan batasan-batasan berkesenian dalam perspektif islam sebagai motovasi untuk lebih kreatif.

Hal senada pun disampaikan Apriyanto mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2011 sebagai peserta sarasehan, “Saya jadi tau bahwa memahami batasan-batasan berkesenian dalam islam itu penting dan untuk para pegiat seni jangan menjadikan batasan-batasan tersebut alasan untuk berhenti berkarya namun sebaliknya menjadikan motivasi untuk lebih inovatif,” ungkapnya. (DjWonga/HumasFBS)