Seminar Nasional Sastra Islam dan Kepenulisan

FBS-Karangmalang. Sastra adalah sebuah media pembelajaran bagi siapa saja. Lewat sastra seseorang bisa mengekspresikan gagasan-gagasannya dengan menulis, juga bisa menambah wawasan ketika membacanya. Kemajuan sebuah negara bisa diukur dengan bagaimana bangsa tersebut memperlakukan karya sastra.

Menyikapi hal tersebut, Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Al-huda menyelanggarakan Seminar Nasional Sastra Islam dan Kepenulisan pada Kamis (28/11). Bertempat di ruang seminar Pusat Layanan Akademik (PLA) lantai III, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), seminar tersebut mendatangkan Habiburrahman El-Shirazy dan Masdhiyan Novita MZ selaku pembicara.

Dimoderatori oleh Ahmad Taufik, Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2011, seminar diawali oleh Mardhiyan Novita M.Z. Dalam pemaparan materinya, Ia menjelaskan pentingnya menulis. “Menulis merupakan media perjuangan dan merupakan sebuah keharusan dan menulis merupakan kesempatan yang baik untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran kepada publik sehingga menjadi investasi kebaikan di masa depan”tuturnya.       

Menurut Mardhiyan, menulis tidak sekedar membagikan cerita lewat tulisan kepada pembaca, namun nilai dalam tulisan tersebut juga membentuk pola pikir pembaca dalam menyikapi realitas kehidupan. Ia pun mencoba menjabarkan trik-trik dalam menulis. “Rajinlah membaca, bergabung dengan forum kepenulisan, berdiskusi dengan penulis, dan menuliskan target-target karya yang ingin ditulis,” sebutnya.

Pemaparan materi seminar lalu berlanjut pada Habiburrahman El-Shirazy. Tak jauh berbeda dengan Mardhiyan Novita M.Z,  ia pun berbicara mengenai trik-trik dalam menulis, khususnya menulis novel best seller. “Terdapat enam langkah dan tujuh pertanyaan guna menciptakan karya-karya best seller” ujarnya.  Enam langkah tersebut adalah pencelupan, catatan-catatan, tinjauan ulang dan berpikir, daftar isi, bab demi bab, tinjauan ulang dan perbaikan. Sedangkan tujuh pertanyaan yang dimaksud adalah 5W + 1H (What, who, where, when, dan how) dan ditambah satu lagi yaitu “anehkah?”.

Dalam langkah pencelupan, penulis dianjurkan untuk mengenal secara dekat subjek yang hendak diangakat dalam tulisannya. Bahkan riset kecil sebelum menulis sangat dianjurkan. Lalu membuat catatan terkait hal-hal penting yang diperoleh selama melakukan riset pun dianjurkan.

Tambahnya, setelah langkah-langkah tersebut dilakukan lalu yang menjadi keharusan seorang penulis adalah membuat garis besar hal-hal yang akan ditulis lalu berlanjut pada tinjauan ulang dan perbaikan. (Djuwariyah Wonga/HUMAS FBS)