Sengitnya Kompetisi Antarmaba di English Internal Competition

FBS-Karangmalang. Pelaksanaan English Week 2013 tak hanya didesain untuk mahasiswa lama jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) namun juga ntuk para mahasiswa baru (maba). Dalam English Internal Competition (EIC) Jumat lalu (29/11), para maba jurusan PBI adu kebolehan berbahasa Inggris dan menyampaikan gagasannya dalam berbagai perlombaan, seperti Speech, Presenting Idea, dan News Anchor. Bambang Eri Asworo, penanggungjawab subacara EIC, menyatakan bahwa acara ini merupakan ajang yang sangat tepat bagi para maba untuk mengasah rasa percaya diri dan kemampuan mereka dalam menyampaikan gagasan dalam bahasa Inggris.

Acara tahunan yang bertempat di Gedung Kuliah 1 (GK 1) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) tersebut diikuti oleh puluhan peserta dari program studi (prodi) PBI dan Sastra Inggris (Sasing). Keseluruhan dari mereka merupakan delegasi dari kelas masing-masing.

Presenting Idea merupakan terobosan dalam pelaksanaan EIC pada tahun ini. Dalam kompetisi tersebut, para peserta yang terdiri atas 3 orang per tim, mempresentasikan ide mereka tentang tema yang telah ditentukan panitia. Adapun tema yang dipersiapkan yaitu budaya, lingkungan, dan pendidikan. Mereka juga mempersiapkan visual aid untuk menunjang performa.

Sedangkan saat menjadi News Anchor, peserta menyiapkan materi bacaan di tempat (on the spot), lalu mereka diberi waktu tiga menit untuk menganalisa teks kemudian maksimal lima menit untuk membaca.

Nuna, salah satu peserta News Anchor, menghabiskan tiga hari untuk mempersiapkan penampilannya. Tak hanya melatih bicara, ia juga mengunduh video yang dijadikannya referensi dalam berlatih. Lain halnya dengan Wardania, peserta Presenting Idea, yang memakan waktu lebih dari seminggu untuk persiapan. Topik yang ia dan timnya bawakan merupakan hasil diskusi bukan hanya dari timnya saja melainkan dari teman-teman sekelasnya.

Dalam kompetisi Speech, para juri menyaring empat besar dari belasan peserta yang hadir. Dije adalah salah satunya. Mahasiswi yang berasal dari Papua tersebut tak menyangka dirinya bisa menjadi salah satunya. Ia membawakan topik tentang potensi kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata. Menurutnya, kota ini memiliki potensi yang sangat besar dalam menarik para turis. “Awalnya saya takut (untuk mengikuti lomba ini), tetapi akhirnya saya coba. Kita harus berani tampil karena kalau tidak, bakat kita bisa hilang. Apa yang kita punya, itulah yang kita berikan,” kesan gadis yang bercita-cita menjadi duta besar tersebut.

Pemenang akan diumumkan dalam agenda English Nite Jumat depan (13/12). (Zidni/Febi/Humas)