Syawalan FBS: Ajang Silaturahim dan Peningkatan Iman Taqwa Menuju Insan yang Profesional

FBS-Karangmalang. Selepas satu bulan berpuasa, seluruh umat muslim merayakan kemenangan di hari raya Idul Fitri yang pada tahun ini jatuh pada 17-18 Juli 2015. Momentum lebaran di nusantara pun tak terlepas dari tradisi syawalan. Menurut filosofi masyarakat Jawa, syawalan dikenal pula dengan istilah "Bada Kupat" yang biasanya dirayakan seminggu usai lebaran. Syawalan dimaknai sebagai ajang silaturahim dan saling memaafkan di kalangan kerabat dan keluarga. Begitu pun yang dilakukan oleh keluarga besar Fakultas Bahasa dan Seni UNY dalam acara Syawalan Keluarga Besar FBS UNY yang digelar pada hari Minggu (26/7/2015) lalu bertepatan dengan 10 Syawal 1436 Hijriyah.

Berlokasi di Pendopo Tedjokusumo, syawalan ini dihadiri oleh para dosen, karyawan dan pensiunan pegawai beserta keluarga, serta mahasiswa. Selain itu, hadir pula tamu kehormatan di antaranya Rektor UNY yang diwakili oleh Wakil Rektor IV Prof. Hj. Suwarsih Madya, Ph.D. serta dekan fakultas lain.

Acara diawali dengan sambutan Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. selaku dekan FBS. Dalam sambutannya, Zamzani mengajak seluruh sivitas akademika FBS untuk saling bersinergis dalam memajukan Kampus Ungu dan UNY supaya ke depannya lebih baik lagi. Tak lupa, ia berharap agar momen ini menjadi ajang untuk meningkatkan kesholehan. “Semoga kita tergolong sebagai orang-orang yang mendapatkan kemenangan, kesholehan religius dan kesholehan sosial kita semoga semakin tumbuh dan berkembang,” harapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor IV dalam sambutannya menekankan ihwal Peningkatan Iman dan Taqwa Menuju Insan yang Profesional, yang tak lain merupakan tema syawalan kali ini, kaitannya dengan konteks pembangunan di UNY. Tema tersebut dipandang sebagai upaya untuk membumikan keimanan dan ketaqwaan khususnya bagi warga FBS dalam kancah tugas profesional. Pasalnya, hal itulah yang diharapkan untuk terwujud dalam kiprah kinerja sehari-hari. “Seorang yang beriman dan bertaqwa sudah semestinya profesional. Jadi kalau belum, maka ada kesenjangan antara iman, taqwa dan amalan yang ada pada diri kita,” ungkap Suwarsih.

Syawalan kali ini juga menghadirkan Prof. Dr. Tulus Warsito, Msi yang merupakan guru besar Politik Internasional UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) untuk mengisi siraman rohani. Dalam tausiyahnya, Tulus menyampaikan hikmah dari tradisi syawalan yang secara rutin dirayakan setiap tahun di Indonesia. Menurutnya, momentum smacam ini merupakan suatu kekayaan budaya Indonesia yang mewarnai ke-Islaman di nusantara. Mulai dari migrasi masif di berbagai daerah di nusantara, hingga kegiatan ekonomi yang meningkat pesat selama perayaan lebaran.

Tulus juga menjelaskan bahwa ada satu hal yang menurutnya sederhana dalam memaknai ketaqwaan. “Taqwa itu sebenarnya adalah kehati-hatian, kecermatan melihat apa yang kita lalui dengan hitungan yang jelas. Kejelasan itu berasal dari tuntunan Qur’an dan Hadits,” bebernya.

Yang unik dari syawalan kali ini, para tamu undangan juga disuguhi berbagai hiburan, mulai dari penampilan ibu-ibu dharmawanita hingga mahasiswi Seni Tari yang menampilkan Tari Zapin, yakni tarian khas Melayu yang bernuansa Islami.   

Tak sekedar halal bi halal, momen syawalan ini pun sekaligus menjadi ajang perkenalan karyawan baru FBS, penyerahan kenang-kenangan bagi dosen purna tugas, serta pamitan calon jamaah haji. Acara dipungkasi dengan ramah tamah dan bersalam-salaman. (Muvida&Nana/HumasFBS)