Tim Debat EDS UNY Raih Juara 3 Malaysia Debate Open 2014

Program World Class University (WCU) yang tengah digadang UNY menjadikan semangat berprestasi para mahasiswa di kancah internasional meningkat. Setelah menjadi delegasi UNY ke World Universities Debating Championship (WUDC) di India awal Januari lalu, belum lama ini (7-11/3) mahasiswa UNY berhasil menoreh prestasi membanggakan di ajang debat internasional. Tim debat UNY yang tergabung dalam English Debating Society (EDS) mengirimkan lima delegasi untuk berlaga di Malaysia Debate Open (MDO).

Kompetisi yang diadakan oleh Multimedia University of Melaka tersebut merupakan gelaran akbar yang keenam kalinya. Sebanyak 70 tim dari 14 negara, seperti Indonesia, Hongkong, Australia, dan Bangladesh, bersaing mempertahankan argumen kritis masing-masing. Kompetisi ini bersifat open atau terbuka yang berarti satu tim debat dapat terdiri dari gabungan berbagai institusi. Tidak seperti WUDC, MDO menggunakan sistem Asian parliamentary debate, yaitu satu tim terdiri atas tiga anggota dan diperkenankan memberikan interupsi.

Lima delegasi yang dikirim UNY ke MDO 2014 terdiri atas satu tim debat dan dua N1 atau juri. Tim debat tersebut terdiri atas tiga mahasiswa yang sudah tidak asing lagi kepiawaiannya dalam dunia debat, yakni Zyah Rochmad Jaelani, Retno Rahma Safitri, dan Tika Destiratri Setiawan. Sedangkan dua N1 adalah Niki Septi, yang pernah menjadi delegasi WUDC Berlin 2013, dan Anisa Sukma Wantari yang merupakan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FIP 2013, dan delegasi WUDC Chennai 2014. Selain UNY, delegasi Indonesia di MDO antara lain SMA 1 Sewon dan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Delegasi UNY mendaftar dalam kategori tim English as a Foreign Language (EFL). Selama enam babak penyisihan, mereka mengalami tiga kali kemenangan dan kekalahan. Kemenangan yang tak terlupakan bagi mereka adalah tatkala mereka menang melawan dua tim UT Mara Malaysia sekaligus. UT Mara Malaysia adalah universitas yang memiliki kualitas debat nomor dua di Malaysia setelah IIUM (International Islamic University Malaysia).

Meskipun harus menelan pil pahit kala berlaga melawan tim HKU Hongkong dan NTU Singapore, mereka berhasil meraih juara dua di kategori EFL. Hal ini membuat mereka berhasil melenggang ke babak semifinal. Pada babak tersebut, mereka melawan tim Macau University Hongkong. Hasil akhirnya, meski harus takluk di hadapan tim Macau University dengan margin dua, mereka merasa bersyukur karena mendapat title 2nd runner up atau juara tiga EFL. Juara satu adalah tim Macau University sedang juara dua adalah tim gabungan China dan Korea.

Pencapaian tak kalah membanggakan juga datang dari N1, yakni Anisa Sukma Wantari yang berhasil meraih gelar breaking adjudicator.  Tak hanya menjadi panel juri, ia juga sempat mencicipi pengalaman sebagai ketua panel juri (chair) dalam pelaksanaan MDO. Sedang rekannya, Niki Septi, mendapat hasil akhir sebagai trainee.

Bagi Zyah Rochmad Jaelani, pelaksanaan MDO sangat menarik dan menegangkan karena semua mosi yang dikeluarkan bersifat impromptu. “Yang paling tidak terlupakan adalah saat melawan HKU Hongkong, ternyata kita berdua case build mosi yang berbeda. Akhirnya, kita diberi waktu 10 menit dari yang wajarnya 30 menit untuk case build dengan mosi yang tidak dipilih oleh kedua tim,” jelas pria yang baru saja diwisuda 1 Maret lalu tersebut.

Belajar dari pengalamannya mengikuti kompetisi tersebut, hal yang patut ditiru dari para peserta lain adalah meskipun mereka melawan satu sama lain, mereka tetap bisa ramah dan cara berargumentasinya tidak mengganggu. Semoga pencapaian ini turut mendorong banyak pencapaian mahasiswa UNY berikutnya tak hanya dalam bidang debat. Selamat dan sukses! (Zidnie/Rony/HumasFBS).