Tingkatkan Keterampilan Bicara Melalui Debat Bahasa Jerman

FBS-Karangmalang. Mungkin masih jarang ditemui debat bahasa dengan menggunakan bahasa Asing selain Inggris, dan apa jadinya jika debat dipraktekkan untuk metode pembelajaran bahasa Jerman? Tentunya akan terlihat menyenangkan dan membuat peserta didik dapat dengan segera mencerna materi yang diberikan.

Hal tersebut diakui Satria Agung Nugroho, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman 2009, setelah ia dan teman sekelasnya mengikuti perkuliahan Ausdruck Fähigkeit Kamis (2/5) lalu. “Menurut saya ini menyenangkan, lebih mengena dan tentu bisa membuat kemampuan berbicara menjadi lebih terasah," ujarnya. Pada pembelajaran yang diampu oleh native speaker Svenja Vὂlkert itu, mahasiswa diajak mengemukakan argumennya dalam bahasa Jerman.

Bagi Svenja melatih argumen dalam debat itu penting karena dalam prosesnya seseorang bisa memperbaiki kompetesinya dalam berbicara serta memperkuat pendapatnya, “Das benutzt um unsere műndliche Kompetenz und Gesprächfähigkeit verbessern, und auch um unsere Kompetenz zur Bildung der eigenen Meinung zu steigern.”

Disisi lain, Satria menyayangkan pembelajaran seperti ini baru didapatnya pada semester akhir, namun Satria yang mantan debater di SMAnya (SMA Negeri 2 Boyolali) menambahkan, “Walaupun baru sekarang, tapi memang tidak ada kata terlambat. Lagipula dengan adanya perubahan kurikulum di Jurusan kami, adik-adik kelas kemungkinan bisa  belajar dengan metode seperti ini.”

Pada perkuliahan hari itu, ada beberapa tema yang diperdebatkan, diantaranya masalah anak-anak yang bekerja di usia dini dan masalah aborsi. Anisa Wulandari yang juga debater UNY itu, antusias dalam mengemukakan argumennya mengenai aborsi. Baginya aborsi bukanlah jalan yang adil untuk dilakukan. Begitu pula dengan Ayu Nurfiyah yang menjadi partner debat Wulan.

Saat ditemui di sela kuliahnya, Wulan berencana akan membuat klub debat bahasa Jerman. “Sebenarnya dari dulu ini yang saya cari, tapi baru akan terealisasi setelah adanya kegiatan semacam ini di kelas,” ungkapnya. Ia juga menambahkan, kegiatan semacam ini perlu dilaksanakan guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan bahasa Jerman dan tentu saja menyongsong UNY sebagai World Class University. (FitriAnanda/HumasFBS)