Tulislah Buku yang Simple, Lovable, dan Inspirable!

FBS-Karangmalang. Penulis buku “5 cm”, Dhony Dhirgantoro, menginspirasi peserta workshop kepenulisan dalam serangkaian acara Kompas Muda yang bekerja sama dengan FBS UNY, Sabtu (5/2). Alih-alih memberikan kiat-kiat menulis, penulis buku bestseller ini justru menggugah peserta untuk memiliki tekad kuat untuk menjadi penulis. “Tinta para ulama (orang berilmu, red.) lebih bernilai dibandingkan darah para prajurit, kurang lebih begitu kata-kata favorit saya dari nabi Muhammad saw.,“ Jelasnya.

Ketika ada peserta yang bertanya tentang keengganan menulis, Doni menjawabnya dengan kelakar, “biasanya kita nulis di FB, ‘capek nih’ lalu lima menit lagi sudah nulis, ‘lagi makan blablabla bareng temen-temen’, dan seterusnya.” peserta tertawa mendengarnya, “secara tidak sadar kita sudah sering menulis.” Doni juga menyebutkan tentang keuntungan menjadi penulis, “Sebagai contoh, Andrea Hirata bisa saja tiada, tapi Laskar Pelangi akan akan tetap ada dan dibaca orang. Karena menulis itu juga ‘investasi’,” Jelasnya.

Dhony juga menuturkan,  bila ingin menjadi penulis buku yang sukses, tulislah buku yang simple, lovable, dan inspirable.  “Buku seperti itu berbeda dan selalu laris,”  Seperti halnya dengan buku 5 cm  yang berisi tentang kebulatan tekad dan keyakinan kuat yang dibingkai dengan  cerita tentang empat sahabat yang mendaki Mahameru. “Saya sempat terharu ketika melalui email, ada seseorang yang bercerita tentang masalahnya dan berterima kasih  karena ‘5 cm’ mengembalikan semangat dan tekadnya kembali. “Terlebih saya sempat hampir menangis, ketika saya dikirimkan foto seorang pendaki yang sedang membaca 5 cm di puncak Mahameru," sembari menunjukkan fotonya.

Untuk membuat tulisan yang simple, lovable, dan inspirable dengan gambar-gambar menarik dalam slide-nya, Doni menuturkan, “Gunakan imajinasimu dengan maksimal seperti membayangkan gajah yang bisa masuk kulkas. Amati juga kesamaan cerita dalam Titanic, Laskar Pelangi, 9 Matahari, dan Harry Potter, (pada dasarnya, red.) ceritanya simple kan?” Lantas, sambungnya, “Jadikan ide cerita itu menjadi inspiratif dengan melakukan refleksi diri dengan kalimat  “siapa diri saya?, saya diciptakan untuk tujuan baik,” dan sebagainya. “Setelah itu, temukanlah jawaban itu dalam tulisanmu, karena menulis itu bukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah, menulis itu menemukan sesuatu,” jelasnya disambut teput tangan riuh peserta. (febi)