Menuju Kualitas WCU, Mahasiswa Baru UNY Mengikuti Tes Ekuivalensi TOEFL

FBS-Karangmalang. Program Wakil Rektor I dalam pengembangan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa menunjukan keseriusan UNY dalam visi menuju World Class University. Pada 24-25 September 2011, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Bahasa (P3B) UNY menyelenggarakan tes ekuivalensi TOEFL untuk mahasiswa baru angkatan 2011. Bertempat di gedung kuliah I FBS, mahasiswa FBS, FIS, FE, FIK, dan F-MIPA menjadi peserta tes di hari pertama. Peserta tes dari FT dan FIP menyusul di hari kedua.

Melalui tes ekuivalensi TOEFL, mahasiswa mendapat gambaran tentang kemampuan bahasa Inggris sehingga terdorong untuk selalu mengembangkannya, terlebih mengingat Bahasa Inggris sudah menjadi salah satu penentu kualitas lulusan S1 di dunia kerja. Beberapa prodi pun sudah menetapkan nilai TOEFL minimal 400 sebagai syarat wajib kelulusan.

Menyoal kemampuan mahasiswa dalam tes ekuivalensi TOEFL, fakta per tahun menunjukan hanya 20% mahasiswa baru UNY yang mampu mendapatkan nilai di atas 400. “Sebaran nilai tertinggi nilai tes ekuvalensi dimiliki oleh FBS diikuti F-MIPA,” ungkap Gregorius Suharto, M. Pd, Ketua P3B. Bagi mahasiswa baru yang mampu melewati nilai standar TOEFL minimal akan dihargai sertifikat. “Namun bagi mahasiswa yang belum mendapatkan nilai TOEFL minimal, P3B tetap memberikan program tindak lanjut secara gratis,” terang Suharto. P3B menyediakan program General English, TOEFL Preparation, English for Academic Purposes, dan English for Job Seeking. Selain itu, P3B turut andil dalam usaha pengembangan kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa melalui Speaking Club dan English Debate.

Walaupun sebagian besar program ini dibuka secara gratis, minat mahasiswa dari setiap fakultas berbeda secara signifikan, “Mahasiswa program pendidikan internasional biasanya lebih greget dan berminat untuk mengikuti berbagai program P3B,” aku Suharto, membandingkan peminat program-program P3B. “Untuk itu, sudah waktunya kesadaran pentingnya bahasa Inggris mendorong mahasiswa mengevaluasi hasil tes ekuivalensi TOEFL ini demi merencanakan pengembangan keterampilan bahasanya sedari sekarang,” ungkapnya memberikan saran. (Febi)