Pendopo Tejokusumo, Ikon FBS yang tak Pernah Sepi

FBS-Karangmalang. Hawa sejuk pagi itu memang lain dari hari biasa. Cuaca yang sedang agak menurun temperaturnya tak menyurutkan mahasiswa FBS untuk berkumpul dan melakukan berbagai aktivitasnya di Pendopo Tejakusumo. Banyak hal yang dapat dilakukan di bangunan kayu yang begitu kental dengan budaya Jawa ini.

Setiap hari, pendopo ini berfungsi sebagai tempat bebas yang dapat dijadikan sarana dari sekedar bertemu teman, berkumpul kelompok untuk mengerjakan tugas, kegiatan perkuliahan Seni Tari atau melakukan event seperti pertunjukan atau acara diskusi yang biasa diadakan Hima, Ormawa dan yang lainnya.

Tak hanya itu, oleh pihak luar FBS, Pendopo Tejo (biasa warga FBS menyebutnya) kerap kali disewa untuk tempat resepsi pernikahan. Biaya sewa pendopo yang sekitar satu juta bisa dijadikan salah satu pilihan bagi masyarakat yang ingin memakai gedung dengan budget yang tidak terlalu besar. Biaya sendiri, menurut Wakil Dekan II bidang sarana dan prasarana Drs. Sudarmadji, M.Pd berasal dari aturan rektor yang dibuktikan dengan Surat Keputusan atau SK.

Sani (Jurusan PBI angkatan 2014) mengatakan, “Tejo itu sangat berguna sekali, karena bisa digunakan untuk spot tari, ikon FBS sendiri dan untuk santai,” tuturnya dengan nada ceria. Di Tejo, mahasiswa bercampur menjadi satu tak ada perbedaan. Mereka dapat berkumpul tanpa memandang jurusan, semester dan asal daerah mereka. Dari pantauan reporter, pada Kamis (24/06/2015) terdapat seorang bule yang berasal dari Jepang dan sedang duduk lesehan di Tejo dengan santai. Ia begitu membaur dengan orang – orang di Indonesia utamanya warga FBS yang saat itu sedang dalam masa UAS (Ujian Akhir Semester).

Budaya tidak memakai sepatu pun sudah menjadi tradisi ketika akan duduk di Pendopo Tejakusumo. Hal itu tentu tak lepas dari budaya khas Jawayang sangat membumi yaitu lesehan, karena pada umumnya lesehan akan menjadi tidak nyaman dan terkesan tidak sopan jika memakai sepatu.  Tejakusuma yang merupakan bangunan khas dan ikonik di FBS sudah sangat dikenal oleh warga FBS sendiri dan masyarakat sekitar. Bangunan yang merupakan bangunan lama peninggalan ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia), cikal bakal ISI  (Institut Seni Indonesia) ini menggunakan nama salah satu anggota keraton GPH Tejakusumo yang merupakan pegiat seni tari. (Devi/Humas FBS).