Pentas Malam Puncak Dies Natalis FBS UNY Memukau

FBS-Karangmalang. Gemerlap dan kemeriahan mewarnai gedung stage I dalam malam puncak Dies Natalis FBS UNY (10/12). Pentas ini menjadi akhir dari serangkaian acara Dies Natalis FBS yang telah diadakan terhitung tanggal 6 Desember 2010. Walaupun hujan, sekitar tiga ratus empat puluh penonton datang memadati gedung Stage Tedjakusumo.

Acara dibuka dengan penampilan kolaborasi musik dari ketua-ketua HIMA se-FBS dan diikuti dengan aksi teatrikal gerak dan puisi dari HIMA Prancis. Aksi teatrikal puisi berbahasa Prancis ini menarik perhatian para penonton hingga terbawa ke dalam suasana mistis dan kesedihan. Panggung kembali gemerlap ketika pemenang festival band Localization Dies Natalis FBS, Lataza Band, tampil dalam musik bernuansa pop. Kelompok Sangkala pun unjuk gigi dengan menampilkan aksi teatrikal yang penuh kritik sosial namun juga menghibur penonton. Isu keistimewaan Jogjakarta dan perdamaian menjadi makna dalam teater yang diperankan oleh mahasiswa-mahasiswi segala jurusan ini.

Akhir serangkaian acara Dies natalis FBS ini  juga menjadi malam pengumuman lomba budaya Dies Natalis FBS UNY. Lomba budaya ini terdiri dari lomba karikatur pendidikan, lomba poster budaya dan lomba cerpen yang telah diselenggarakan sejak 20 Oktober hingga 3 November 2010. Selain penghargaan, lomba ini juga telah menghasilkan karya antologi cerpen dari 15 penulis cerpen terbaik.

Sebagai acara puncak, Prof. Dr. Zamzani, M.Pd, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni bersama Herwin Yoga Wicaksono, Pembantu Dekan III FBS serta Aran Handoko, Dewan Juri Lomba Budaya Dies Natalis FBS, melakukan potong tumpeng disaksikan oleh ketua BEM, Andika Rahmadi Putra dan ketua-ketua HIMA. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Zamzani, M.Pd mengucapkan terima kasih kepada warga FBS dan panitia atas peran sertanya dalam perayaan akbar ini.

Untuk melengkapi kemeriahan, Kaprol Kongslet menutup acara dengan menampilkan lima buah lagu. Kelompok musik etnik modern dari jurusan Pendidikan Seni Musik ini menunjukan kemampuan di atas panggung dalam kreasi musik etnik gamelan yang dikemas secara modern dalam musik pop rock, dangdut, dan pop.

Acara berakhir hingga 23.00. ”Acaranya seru.” Komentar Santi, mahasiswa PBI setelah acara, ”Bahkan saya tidak beranjak dari kursi hingga akhir.” Ujarnya. (Febi)