Kuliah Umum FBS UNY oleh Enda Nasution

FBS-Karangmalang. Fakultas Bahasa dan Seni UNY pada Rabu (19/10) bertempat di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan Studium Generale (Kuliah Umum) yang bertajuk “Pemberdayaan Generasi Muda di Era Digital” dengan pembicara oleh Enda Nasution. Beliau adalah Co-CEO dan Founder dari SEBANGSA, sebuah platform media sosial yang mentransformasi layanan publik dengan kantor pusat di Jakarta dan kantor developer di Yogyakarta. Bapak Blogger Indonesia, sebutan untuk Enda Nasution diperoleh karena keaktifannya dalam dunia blogging sejak tahun 2000.

Acara kuliah umum yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa baru angkatan 2016 di FBS UNY ini dimulai pukul 08.40 WIB dipandu oleh MC dari mahasiswa Prodi Sasing, Naraswari Ayu dan Bangkit Aji. Nuning Catur Sri Wilujeng, M.A. selaku ketua panitia memberikan sambutan pertama, tujuan dari kuliah umum ini adalah untuk memberi pandangan berbeda bagi mahasiswa baru Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Sambutan kedua sekaligus pembuka acara oleh Dr. Widyastuti Purbani, M.A., beliau menyampaikan tentang peran para mahasiswa di era digital yaitu sebagai penentu masa depan sendiri dan sebagai seorang elite class of society yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan bangsa dan menjadi penentu masa depan bangsa.

Sebelum memasuki acara inti, selingan dua buah lagu dibawakan oleh Kamalia Wahyu diiringi keyboardist Avan Garda yang merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Musik. Mereka berkolaborasi dengan elok menyanyikan Aku Cuma Punya Hati (Myta Lestari) dan Kesempurnaan Cinta (Rizky Febrian) yang disambut riuh oleh para peserta kuliah umum. Memasuki acara inti, Enda menceritakan awal perjalanannya menekuni dunia teknologi digital dari menggunakan blog hingga kini bersama dengan rekannya telah membangun sebuah perusahaan berbasis teknologi informasi. Beliau menjelaskan cara memanfaatkan teknologi digital dengan perusahaan digital yang biasa disebut startup semacam SEBANGSA yang termasuk dalam salah satu startup yang namanya semakin melejit di Indonesia. Startup company memiliki dua kriteria yaitu menyelesaikan masalah dan mampu melayani banyak orang dengan resource minimal.

Untuk menjadi digitalpreneur pondasi yang benar untuk menciptakan produk atau layanan membutuhkan sebuah permasalahan, teknologi, dan bisnis,  serta misi untuk menyelesaikan masalah dengan cara kreatif dan tekad penuh. Sehingga setelah ide muncul maka segera rencanakan, jalankan, mencari funding, dan membentuk tim. Dalam menjalani bisnis teknologi digital tentu saja akan ada kemungkinan kegagalan, beliau berpesan untuk tidak perlu kuatir karena dalam berbisnis gagal itu biasa, namun yang perlu ditekankan adalah bahwa harus gagal dengan excellent, artinya semua harus sudah dicoba dan dipelajari, sehingga walaupun gagal kita tetap merasa kepuasan karena telah berusaha dengan sebaik mungkin. Gunakan waktu dan fasilitas sebagai mahasiswa untuk berkembang di era digital. “Indonesia masih punya segudang permasalahan yang harus diselesaikan, namun pada akhirnya untuk menyelesaikan permasalahan adalah sebuah pilihan. Lakukan sekarang, jangan tunggu nanti. Dengan kemampuan yang ada beri manfaat sebesar-besarnya. Do cool things that matter.” papar Enda. Diakhir presentasinya beliau berpesan, “You Only Live Once (YOLO), berkaryalah, berbuatlah sesuatu, dan memberi manfaat untuk orang lain.”

Demikianlah presentasi dari pembicara yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh peserta kuliah umum. Sekitar pukul 11.20 acara pun berakhir. (anjarrh)