Pentas Drama Sasing 2013, 'Sampyuh' Adaptasi 'Desire under the Elms'

FBS-Karangmalang. Desire under the Elms ialah sebuah drama realis Amerika yang mengisahkan cinta terlarang antara seorang anak dengan ibu tirinya yang juga dilatari dengan perebutan tanah yang menghancurkan sebuah keluarga. Pergulatan batin yang kental antara harta dan hasrat pada tiap tokohnya merupakan daya tarik drama tersebut. Eko Rujito Dwi Atmojo selaku dosen pengampu kelas Drama Analisis 2 angkatan 2013 pun mengadaptasi drama tersebut, mengubah budaya dan nilai-nilai barat ke dalam ranah Jawa yang lebih familiar, lalu mentitah anak-anak didiknya untuk mementaskan drama adaptasi tersebut.

Apa yang diharapkan hanyalah pementasan kecil dan sesi diskusi untuk membahas drama tersebut, sebuah kegiatan yang biasanya dilakukan setahun sekali oleh anak-anak konsentrasi sastra Inggris yang notabene minim jumlahnya. Namun dengan arahan Muhammad Shodiq selaku pembina keaktoran, Yudhie Becak sebagai penasehat setting, Kidjing and the Black Mamba sebagai tim musik pengiring pementasan, dan serta berbagai dukungan dari teman-teman berbagai kalangan yang telah rela membantu dan berproses bersama, kelas konsentrasi sastra angkatan 2013 pun mampu membuat sebuah pementasan drama realis yang cukup layak untuk disajikan kepada khalayak ramai.

Bertempatan di Laboratorium Karawitan Fakultas Bahasa dan Seni, drama adaptasi Sampyuh, yang ditampilkan pada tanggal 31 Mei dan 1 Juni mendapat sambutan yang baik dari para penonton. Pertunjukkan berdurasi sekitar dua jam itu nampaknya mampu memuaskan harapan mereka. Guyonan-guyonan serta momen-momen serius nampaknya sangat dinikmati oleh para penonton hingga hampir tidak ada yang meninggalkan tempat pertunjukkan sebelum waktu pementasan berakhir.

Memang disayangkan bagi sebuah jurusan yang mempelajari sebuah bahasa asing untuk tidak menampilkan sebuah drama dengan menggunakan bahasa tersebut. Akan tetapi tujuan pementasan ini bukanlah untuk menunjukkan kepiawaian berbahasa asing murid-murid Sastra Inggris, tapi untuk menyulut semangat kesusastraan pada penerus-penerus muda jurusan Sastra Inggris agar lebih tergerak untuk menyumbangkan karya-karya mereka. Dengan diadakannya pementasan ini, diharapkan angkatan-angkatan selanjutnya mampu menumbuhkan antusiasme yang sama dalam berkarya, entah dalam bentuk sarasehan ataupun pementasan sehingga bersusastra tidak akan menjadi kewajiban kuliah semata, tapi sudah menjadi tradisi bagi jurusan yang berdiam di fakultas yang menjunjung tinggi bahasa dan seni ini. (Andraina Annas/Yunintan Nur Cholifah)