(Yogyakarta, 22/9) Perkembangan teknologi dan informasi mengubah gaya hidup masyarakat. Perubahan gaya hidup ini membawa implikasi pada bagaimana masyarakat menjaga keseimbangan dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Seni (termasuk sastra) dapat turut andil dalam mewarnai transformasi digital agar masyarakat dapat menikmati hidup dan kehidupan secara harmoni. Pandangan ini mengemuka dalam konferensi internasional   The 5^th International Conference on Literature  (ICOLITE). Dengan narasumber dari Jerman, Australia, Malaysia, Indonesia, acara yang berlangsung pada 22-23 September 2020 ini diselenggarakan secara daring dengan mengambil tema Literature and Society 5.0: Humans and Their Existence.

Wiyatmi selaku ketua panitia Konferensi Internasional ke- 5 tahun 2020 ini menjelaskan bahwa konferensi ini bertujuan menggali pemikiran dan gagasan dalam menangkap perkembangan keilmuan bidang bahasa, sastra, dan pembelajarannya; sarana berdiskusi dan pertukaran pikiran antarahli, praktisi, dosen, guru, dan mahasiswa; media untuk merumuskan kebijakan akademik dalam rangka pembelajaran bahasa dan sastra di perguruan tinggi dan sekolah; dan media sosialisasi dan desiminasi pemikiran melalui publikasi di jurnal internasional bereputasi. Acara konferensi ini berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 22 hingga 23 September 2020. Hari pertama merupakan konferensi internasional yang  melibatkan pakar-pakar di bidangnya, seperti Prof. Endang Aminudin Aziz, Ph.D. (Pusat Pengembangan Bahasan Kemdikbud), Prof. Kordula Schutze (University of Munster Jerman),    John Ryan, Ph.D. (Southern Cross University Australia),  dan Dr. Widyastuti Purbani, M.A. (Universitas Negeri Yogyakarta). Hari ke dua akan diisi dengan kegiatan coaching clinic penulisan artikel ilmiah dengan narasumber Prof.  Madya Dr. Nor Fariza Mohd Nor (Editor in Chief Jurnal GEMA UKM Malaysia) dan Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro (Editor in Chief Jurnal Cakrawala Pendidikan LPMPP UNY).

Acara konferensi internasional ini diikuti oleh 173 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan adanya kegiatan coaching clinic yang melibatkan editor jurnal terkemuka yang telah terindeks Scopus, para peserta dapat mengikuti klinik penulisan artikel ilmiah. “Harapannya, kegiatan ini dapat meningkatkan publikasi ilmiah dosen maupun mahasiswa di lingkup UNY,” pungkas Wiyatmi. (else)