Delegasi FBS UNY Hadiri Simposium di Universiti Teknologi MARA (UiTM)

FBS-Karangmalang. Kerjasama antara Universitas Negeri Yogyakarta dan Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia telah berlangsung sejak tahun 2014, dengan diimplementasikan dalam beberapa bentuk kegiatan. Diantaranya yang secara rutin dilakukan di UNY adalah presentasi ilmiah para dosen dalam bidang Seni, Sastra, dan Bahasa dari kedua universitas. Itikad baik kedua universitas ini telah dikukuhkan dengan MoU yang memberikan ruang dan kesempatan lebih luas bagi kedua belah pihak untuk mengadakan berbagai kegiatan pengembangan akademik dan mengnintensifkannya di tahun-tahun mendatang.

International Symposium of Language and Arts Education (ISOLA) merupakan salah satu bukti kerjasama dalam bidang pengembangan akademik yang sebelumnya telah dilaksanakan di Fakultas Bahasa dan Seni UNY pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 ini UiTM menjadi penyelenggara kegiatan ISOLA ke-2 dan mengundang civitas akademika Fakultas Bahasa dan Seni UNY untuk berkontribusi dalam acara tersebut. Fakultas Bahasa dan Seni UNY ikut berpartisipasi dalam acara 2nd ISOLA 2015 dengan mengirimkan 15 perwakilan FBS UNY dari berbagai jurusan. Pelaksanaan kegiatan tersebut akan dibiayai dengan anggaran yang disediakan oleh DIPA UNY alokasi Fakultas Bahasa dan Seni UNY.

Simposium ynag bertajuk “Languange and Arts Education in the 21st Century: New Trends and Experiences” telah berlangsung pada tanggal 10 Desember 2015 di Universiti Teknologi MARA, Shah Alam. Delegasi FBS UNY terdiri dari para pemakalah dari Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan ditambah beberapa seniman dari Jurusan Seni Rupa.
Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama antara  FBS UNY, FBS UPI, dan UiTM. Prof Dr. Suminto A Sayuti, Sastrawan kondang dari FBS UNYmendapat kehormatan untuk menjadi pembicara Utama dengan judul makalah “Budaya dan Kearifan Lokal di Era Global: Pentingnya Pendidikan Bahasa dan Seni”. Dalam paparannya, Suminto mengatakan, bahwa sebagai bangsa, kita memiliki kosa-budaya yang begitu melimpah ruah. Apapun bentuk dan wujudnya, budaya bangsa tersebut merupakan dan menjadi modal dan identitas, benteng, serta sekaligus sebagai “paspor utama,” terlebih lagi, dalam tata pergaulan dan tegur-sapa global. Menjadi modal dan identitas karena dengan dan melalui budaya kita dikenal oleh dan memperkenalkan diri kepada bangsa-bangsa lain. Budaya merupakan modal dan identitas kita dalam berelasi dan berinteraksi dengan “yang lain,” yang bukan kita, liyan, the others. Pengakuan bangsa-bangsa lain atas tingginya nilai-nilai budaya yang kita miliki, misalnya saja, merupakan “paspor,” yang melegitimasi bahwa secara kultural kita sah bergaul dan berposisi setara dengan mereka.
Di samping kegiatan presentasi makalah, FBS UNY juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pameran seni. Lukisan hasil goresan para seniman yang merupakan para punggawa pelukis dari Jurusan Seni Rupa ikut menghiasi ruang pameran dan tentu saja menambah semaraknya suasana pameran.
Di akhir simposium telah disepakati kegiatan ISOLA tahun 2017 akan dilaksanakan di FBS UNY dan akan direalisasikan transfer kredit dari beberapa jurusan antara FBS UNY dan UiTM mulai tahun 2016. (Setiawan-HumasFBS)

 

Tags: