BELAJAR MENULIS CERPEN DAN PUISI MENGASYIKKAN DI SANGGAR ANGSA

FBS-Karangmalang. Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat telah menyelesaikan program Pemberdayaan Sanggar Angsa (Anak Tanggap Bahasa dan Sastra) di Desa Bedoyo kecamatan Ponjong kabupaten Gunungkidul. Kegiatan yang dilakukan oleh Dyah Ayu Putri Utami, Luthfina Lailatul Mahmudah, dan Endah Kusumaningrum ini dibimbing oleh Nurhidayah M.Hum selaku dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY.

Kegiatan ini berlangsung setiap hari Minggu selama bulan April-Mei. Program pemberdayaan Sanggar Angsa ini dilatarbelakangi oleh tidak adanya lagi kegiatan belajar sastra di Sanggar Angsa. Berhentinya kegiatan di Sanggar Angsa disebabkan oleh kebosanan anak-anak terhadap kegiatan yang monoton, sehingga kreativitas anak-anak tidak berkembang. Kurangnya pengetahuan pengurus Sanggar Angsa juga menjadi kendala selama pengelolaan sanggar. Program pemberdayaan Sanggar Angsa ini menjadi kegiatan baru yang ada di Desa Bedoyo sebagai bentuk pengenalan kembali bahasa dan sastra Indonesia khususnya menulis cerita pendek dan puisi.

Program pemberdayaan ini diikuti oleh 32 peserta yang berasal dari empat dusun di Desa Bedoyo. Peserta mengikuti pelatihan menulis cerita pendek dan puisi selama delapan kali pertemuan. Peserta sangat antusias mengikuti setiap pertemuan karena praltihan dirancanag menggunakan media pelatihan yang menyenangkan. Bahkan pada pertemuan ketiga hadir seorang anak berusia tujuh tahun yang ingin mengikuti kegiatan di Sanggar Angsa ini. Anak tersebut bernama Selomita yang masih duduk di kelas satu Sekolah Dasar.

Selama menjalankan program ini, tim pelaksana melibatkan langsung kader atau calon pengurus Sanggar Angsa agar pengetahuan para kader bertambah. Kader Sanggar Angsa bekerja sama dengan tim pelaksana dalam pembelajaran selama delapan pertemuan tersebut. Pada akhir kegiatan, Sangar Angsa mengadakan pentas seni yang berupa pentas pembacaan puisi dan cerita pendek hasil karya masing-masing. Puisi dan cerita pendek itu pun telah diterbitkan dengan judul Antologi Cerpen dan Puisi “Kumpulan Cerita Anak Desa. "Saya sangat senang mengikuti kegiatan di Sanggar Angsa. Kegiatannya seru dan menarik", kata Reihan salah satu peserta kegiatan Sanggar Angsa. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut karena sangat bermanfaat untuk anak-anak sebagai calon generasi penerus bangsa. Kegiatan yang baru pertama kali ini semoga dapat menjadi wahana kreativitas anak dalam belajar. Selain itu, kegiatan ini dapat dilakukan dengan menambah jumlah peserta Sanggar Angsa," kata kepala Desa Bedoyo usai menyampaikan sambutannya pada acara pentas seni Sanggar Angsa. Program pemberdayaan Sanggar Angsa ini juga mendapat perhatian dari KPAD Gunungkidul sebagai salah satu gerakan literasi di Gunungkidul.