International Conference on Arts and Arts Education #4 2020 (7-8 Oktober 2020)

Keterangan Sumber Foto: 
Tim Humas FBS

Pada tanggal 07 hingga 08 Oktober 2020, Fakultas Bahasa dan Seni , Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan The 4th International Conference of Arts and Arts Education (ICAAE). Seminar yang dilaksanakan melalui via Zoom ini mengangkat tema "Contextual Education in The Era of Hyperreality-Post-Truth Society".  Selama dua hari ini peserta seminar dapat mengkaji dan mengembangkan lebih lanjut pokok-pokok pikiran dari isue maupun pendapat yang berkembang selama konferensi. Pendapat dari Prof Jui Ching Wang menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran informal akan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh ide dan gagasan baru terkait dengan perkembangan musik dari pandangannya terhadap musik tradisional dan musik yang berkembang di media massa. Untuk itu tujuan pendidikan haruslah lebih difokuskan pada menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi sehingga dapat berpartisipasi secara cerdas dalam kehidupan dan politik masyarakat.

Pandangan ini bergayut bila dikaitkan dengan pendapat Asocc Prof Kerry Chappell, bahwa agar manusia dapat memecahkan aneka masalah maka diperlukan kreativitas yang dapat digali dengan sangat luas melalui seni dan sains dimana terjadi kolaborasi transdisiplin yang akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk itu Dr AM Susilo Pradoko, M. Si menawarkan solusi untuk menajamkan arah pendidikan. Dimana pendidikan perlu berubah menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi pemikiran filosofis, teknologi, dan budaya. Hal itu dimaksudkan agar  arah pendidikan  dapat bersanding dengan kekinian masyarakat yang disebut hiperrealis dan post truth. Dalam hal ini pengertiannya menunjuk pada penguasaan literasi berfikir kritis, literasi media dan teknologi, literasi ketrampilan komunikasi dan literasi kreativitas.

Untuk mengisi pembelajaran kekinian tersebut Dr Martono M.Pd menawarkan media pembelajaran busy book sebagai media pembelajaran estetis dan etis untuk mengetahui perkembangan ekspresi estetik anak. Namun demikian pembelajaran seni kekinian harus diimbangi dengan kemampuan olah rasa yang dapat berujung kepada penanaman budi pekerti. Dalam hal ini makalah Dr Kuswarsantyo M. Hum menyatakan bahwa pembelajaran kesenian tari sejak dini kepada anak anak dapat membentengi anak dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Ibu Dr. Sri Harti Widyastuti, M.Hum mengharapkan bahwa pokok pokok pikiran yang berkembang dalan konferensi ini akan dapat diteruskan dalam diskusi berikutnya, dalam kajian dan berujung pada implementasi. Ibu Sri Harti menambahkan agar peserta dapat membungkus pokok pikiran, gagasan-gagasan yang mencuat dalam seminar ini menjadi kado manis yang dapat dibuka dirumah, di sekolah untuk membuka wacana dan menjadi stimulan pengembangan keilmuan dan ketrampilan seni. Beliau mengucapkan terima kasih kepada Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi fasilitas sehingga konferensi ini bisa terlaksana, kepada seluruh pembicara dan peserta yang telah memberi perhatian dan berkesempatan untuk srawung ilmiah, serta kepada seluruh panitia yang sudah menyiapkan acara ini serta mengawal dengan sangat baik. Beliau juga berharap semoga konferensi yang dilakukan akan menjadi pendorong lahirnya kebijakan pendidikan seni yang lebih baik dan sesuai dengan konteks jamannya.

Pada tanggal 07 hingga 08 Oktober 2020, Fakultas Bahasa dan Seni , Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan The 4th International Conference of Arts and Arts Education (ICAAE). Seminar yang dilaksanakan melalui via Zoom ini mengangkat tema "Contextual Education in The Era of Hyperreality-Post-Truth Society".  Selama dua hari ini peserta seminar dapat mengkaji dan mengembangkan lebih lanjut pokok-pokok pikiran dari isue maupun pendapat yang berkembang selama konferensi. Pendapat dari Prof Jui Ching Wang menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran informal akan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh ide dan gagasan baru terkait dengan perkembangan musik dari pandangannya terhadap musik tradisional dan musik yang berkembang di media massa. Untuk itu tujuan pendidikan haruslah lebih difokuskan pada menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi sehingga dapat berpartisipasi secara cerdas dalam kehidupan dan politik masyarakat.

Pandangan ini bergayut bila dikaitkan dengan pendapat Asocc Prof Kerry Chappell, bahwa agar manusia dapat memecahkan aneka masalah maka diperlukan kreativitas yang dapat digali dengan sangat luas melalui seni dan sains dimana terjadi kolaborasi transdisiplin yang akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk itu Dr AM Susilo Pradoko, M. Si menawarkan solusi untuk menajamkan arah pendidikan. Dimana pendidikan perlu berubah menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi pemikiran filosofis, teknologi, dan budaya. Hal itu dimaksudkan agar  arah pendidikan  dapat bersanding dengan kekinian masyarakat yang disebut hiperrealis dan post truth. Dalam hal ini pengertiannya menunjuk pada penguasaan literasi berfikir kritis, literasi media dan teknologi, literasi ketrampilan komunikasi dan literasi kreativitas.

Untuk mengisi pembelajaran kekinian tersebut Dr Martono M.Pd menawarkan media pembelajaran busy book sebagai media pembelajaran estetis dan etis untuk mengetahui perkembangan ekspresi estetik anak. Namun demikian pembelajaran seni kekinian harus diimbangi dengan kemampuan olah rasa yang dapat berujung kepada penanaman budi pekerti. Dalam hal ini makalah Dr Kuswarsantyo M. Hum menyatakan bahwa pembelajaran kesenian tari sejak dini kepada anak anak dapat membentengi anak dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Ibu Dr. Sri Harti Widyastuti, M.Hum mengharapkan bahwa pokok pokok pikiran yang berkembang dalan konferensi ini akan dapat diteruskan dalam diskusi berikutnya, dalam kajian dan berujung pada implementasi. Ibu Sri Harti menambahkan agar peserta dapat membungkus pokok pikiran, gagasan-gagasan yang mencuat dalam seminar ini menjadi kado manis yang dapat dibuka dirumah, di sekolah untuk membuka wacana dan menjadi stimulan pengembangan keilmuan dan ketrampilan seni. Beliau mengucapkan terima kasih kepada Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi fasilitas sehingga konferensi ini bisa terlaksana, kepada seluruh pembicara dan peserta yang telah memberi perhatian dan berkesempatan untuk srawung ilmiah, serta kepada seluruh panitia yang sudah menyiapkan acara ini serta mengawal dengan sangat baik. Beliau juga berharap semoga konferensi yang dilakukan akan menjadi pendorong lahirnya kebijakan pendidikan seni yang lebih baik dan sesuai dengan konteks jamannya.