Komunitas String adakan Conducting Workshop

FBS-Karangmalang. Sayup sayup terdengar suara gesekan string biola yang tak mau kalah berpacu dengan merdunya suara gamelan siang itu (16/11) di lantai tiga gedung Pusat Layanan Akademik (PLA) FBS. Tak salah, mereka adalah mahasiswa Pendidikan Seni Musik yang sedang menyetel alat musik mereka untuk digunakan sore nanti. Agenda siang itu adalah Conducting Workshop atau lokakarya konduktor. Acara itu di buka oleh ketua pelaksana kegiatan, Tabita, dan diisi oleh seorang yang tidak bisa diremehkan dalam dunia pengkonduktoran yang juga seorang dosen di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, I Gusti Ngurah Budhiana, M.Hum atau akrab disapa Pak Budhi.

Tepat pukul 13.30 acara dimulai dengan sambutan dari dosen Pendidikan Seni Musik, Yunike Juniarti Fitria, M.A yang berisi rasa terimakasihnya kepada pak Budhi atas kesediannya dalam membimbing mahasiswa seni musik dan semoga mahasiswa seni musik dapat menyerap ilmu dari pak Budhi dengan baik. Untuk diketahui, komunitas string yang beranggotakan mahasiswa Pendidikan Seni Musik akan mengadakan konser string di Lab. Karawitan FBS pada tanggal 24 November mendatang. Dalam prosesnya, pak Budhi juga turun tangan dalam membimbing dan mempersiapkan mahasiswa untuk konser tersebut. Eka Wilastyo, mahasiswa seni musik yang juga panitia pelaksana konser String pada tanggal 24 mengatakan bahwa tiket dapat didapat dengan harga Rp. 9.900. Sebuah harga yang jarang dijumpai. Ketika ditanya mengapa, ia hanya tersenyum sambil berkata “Ya biar ga mainstream aja. Tapi nanti akan tetap diberi uang kembalian Rp. 100 dan panitia sudah nyiapin” tutupnya.

Acara yang dihadiri 50 peserta yang berasal dari angkatan tahun 2011 hingga 2016 ini dilanjutkan dengan perkenalan secara singkat latar belakang pak Budhi dan betapa pentingnya memahami dan menguasai teknik pengkonduktoran bagi mereka yang berkecimpung didunia musik, utamanya musik barat. Pak Budhi memaparkan materi pengkonduktoran dalam sebuah presentasi berjudul “Teknik Memimpin Orkestra” Melaluinya, pak Budhi menjelaskan berbagai hal yang diperlukan jika ingin menjadi konduktor yang berkualitas, diantaranya dapat bekerjasama dengan baik, memiliki pengetahuan dan ketelitian tentang komposisi musik, akrab dengan berbagai gaya musik, memiliki pengetahuan tentang alat musik baik individu maupun dalam kombinasi atau orkestra, pendengaran yang tajam dan dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik. Ia menyebutkan bahwa seorang konduktor adalah orang yang pandai “membaca” orang lain. Kepandaian membaca ini tentu saja berkaitan dengan gaya seorang konduktor dalam memimpin pemusik-pemusik yang tergabung dalam sebuah orkestra. Ia bahkan mengutip perkataan dari seorang temannya yang juga konduktor, “Seorang konduktor itu dilahirkan, bukan dilatih atau terlatih” ucapnya sambil menjelaskan bahwa dunia pengkonduktoran bukanlah dunia yang mudah karena banyaknya hal yang harus dikuasai dalam proses menjadi konduktor yang berkualitas. Itulah mengapa konduktor yang berkualitas dapat dikategorikan “manusia langka” karena tidak hanya masalah teknis saja yang harus dikuasai tapi juga masalah psikologis pemain orkestra, jelas pak Budhi.

Tabita menyebutkan acara ini sudah diadakan untuk yang ketiga kalinya dalam kurun waktu dua tahun terakhir dan rencananya akan menjadi acara rutin bagi mereka yang tertarik untuk belajar lebih mengenai dunia musik, utamanya bagi mahasiswa Pendidikan Seni Musik FBS UNY. Ketika ditanya mengapa memilih topik conducting, tabita menjelaskan bahwa para mahasiswa seni musik ingin menambah wawasan dibidang pengkonduktoran, sehingga nantinya lulusan jurusan Pendidikan Seni Musik juga mempunyai kemampuan mejadi konduktor yang berkualitas.

Lokakarya ini ditutup dengan praktek conducting dan pak Budhi sendirilah yang menjadi konduktor, pemimpin para pemusik orkestra ini. Sekitar hampir 30 menit pak Budhi mempraktekkan kepiawaiannya dalam conducting sambil menjelaskan teknik teknik dan tips tips dalam menjadi konduktor yang baik dan berkualitas.(M.Reza.H)