Kuliah Umum "Keberagaman" Komunitas Kampung Halaman

FBS-Karangmalang. Komunitas Kampung Halaman kembali melakukan sosialisasi bertema “Keberagaman” melalui koleksi video. Acara yang dikemas dalam bentuk kuliah umum ini diselenggarakan di Aula Gedung PLA (Pusat Layanan Akademik) Fakultas Bahasa dan Seni UNY lantai 3, Selasa (19/04) pukul 13.00 WIB. Pemutaran video ini bertujuan untuk menguatkan peran remaja untuk menyuarakan toleransi tentang keberagaman di Indonesia. Video yang terkumpul dalam Kompilasi DENGAR! Volume 5 ini berfungsi sebagai media belajar, sehingga memudahkan para pelaku pendidikan untuk mendiskusikan isu tertentu secara mandiri.

Kuliah umum ini dihadiri oleh sekitar lima puluh mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebelum diskusi dimulai, peserta menonton video sebagai pemantik diskusi. Dalam kompilasi ini terdapat sepuluh video yang berbasis komunitas tematik yang dilengkapi dengan kisah dan pemikiran yang mendasari pembuatan video tersebut. Namun karena waktu yang terbatas, peserta hanya diputarkan video yang berjudul “Ale Rasa Beta Rasa” dan “Teladan Totum Pro Parte”. Setelah menonton video tersebut, peserta diberi kesempatan untuk berpendapat maupun bertanya tentang video tersebut yang berkaitan dengan tema keberagaman.

Peserta dapat mengikuti diskusi dengan baik, terlihat dari banyaknya peserta yang berpendapat. Diskusi dirasa sangat kondusif, karena peserta dapat menyuarakan kegelisahannya tentang isu yang diangkat oleh video yang telah diputar. Namun, peserta lebih banyak mengomentari tentang video “Teladan Totum Pro Parte”. Video tersebut lebih nyata dialami oleh sebagian besar peserta. Hampir semua peserta pernah merasakan adanya diskriminasi agama saat sekolah menengah. Salah satu peserta mengatakan bahwa jangan menilai suatu sekolah hanya dari luarnya saja, sekolah favorit sekalipun juga mengalami masalah diskriminasi tersebut.

Oleh karena itu, sebagai calon guru diharapkan para peserta dapat melakukan penyuluhan sehingga terciptanya ruang-ruang diskusi untuk menyuarakan toleransi keberagaman yang dirasa masih sangat kurang di Indonesia. Masih banyak kegiatan intoleran yang terjadi di sekitar kita yang tentunya dapat memicu perpecahan. (Rahma Aisyah – Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2014).