Public Lecture Kerjasama FBS UNY-AIFIS: "Characteristics and Origins of Jazz as Viewed by a Beginning Gamelan Player"

Keterangan Sumber Foto: 
Humas FBS UNY

Kembali pada tanggal 25 Agustus 2020 FBS UNY bekerjasama dengan AIFIS (American Institute for Indonesian Studies) menyelenggarakan acara Public Lecture yang bertema: "Characteristics and Origins of Jazz as Viewed by a Beginning Gamelan Player" dengan narasumber Dr. John Krebs (Aifis Fellow and Associate Professor of Music at Hendrix College, USA), dan Drs. Agung Untung Yulianta, M.Pd (Dosen Jurusan Musik FBS UNY). 

Bertindak selaku Moderator Yunike Juniarti Fitria, S.Pd., M.A., (Dosen Jurusan Musik FBS UNY) dan Penerjemah Nila Kurniasari, M.Pd. (Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY). Acara dibuka oleh Wakil Dekan I yang dalam sambutannya mengharapkan semua partisipan dapat memanfaatkan forum ini untuk mengembangkan berbagai kompetensi. Musik Jazz adalah musik yg menarik, apalagi dilihat dari perspektif gamelan, menjadi suatu kombinasi yg menarik. Diharapkan jurusan musik dapat mengembangkannya untuk kemajuan Jurusan, dan Fakultas selalu siap memfasilitasi setiap pengembangan. WD 1 juga mengucapkan terima kasih kepada AIFIS  yang untuk kesekian kalinya memfasilitasi kegiatan, semoga terus dapat berlangsung dengan baik dan menjadikan kita makin berkembang.

Dalam paparannya, Dr. Krebs menjelaskan banyak mengenai sejarah awal jazz, dan grup-grup sosial di balik munculnya musik jazz. Musik jazz lahir dari tiga kelas sosial, yaitu orang-orang keturunan Eropa (kulit putih), keturunan Afrika, dan Creole (keturunan campuran Eropa dan Afrika). Kemudian style-style dalam jazz, dan ciri khas jazz yang berfokus pada rhythm, yang kemudian dikomparasi dengan gamelan. Jazz dan gamelan sama-sama terdiri dari pola-pola yang berulang. Sama-sama memiliki layer sounds, dan sama-sama terdiri dari grup, dengan banyak pemain.

Sedangkan  Drs. Agus Untung Yulianta, M. Pd.: membahas tentang dasar harmoni di dalam gamelan Jawa. Bahwa dalam musik gamelan juga tersusun harmoni-harmoni layaknya musik Barat. Terdapat faktor yang mempengaruhi nuansa akor, yaitu akor bantu dan nada alterasi, juga modus scale. Pak Untung juga menjelaskan mengenai tangga nada yang umum digunakan dalam gamelan di Jawa, khususnya di Jawa Tengah, yaitu tangga nada Pentatonis, yg terdiri dari Pelog dan Slendro. Yang menjadi ciri khas gamelan Jawa, tangga nada Pelog yang digunakan yaitu Pelog Nem, Pelog Lima, dan Pelog Barang. Sedangkan untuk tangga nada Slendro, yaitu Slendro Nem, Sanga, dan Slendro Manyura.

Acara Public Lecture ini berlangsung lancar dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB dan tercatat diikuti sebanyak 260 pesertadari berbagai kalangan (mahasiswa, dosen dan guru Seni Budaya) baik yang berasal dari Yogyakarta sendiri maupun dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Surabaya, Jakarta, Menado, kediri, Padang, Lombok, Pasuruan. (drsa)