Terkesima dengan Keramahan Warga Kampus Universitas Naresuan

FBS-Karangmalang. Berbicara mengenai kehidupan di kampus Universitas Naresuan, tentunya tidak lepas dari warga kampus baik dosen, mahasiswa, staf, satpam dan petugas kebersihan, bahkan penjual di kantin. Seperti yang disebutkan sebelumnya, setiap mahasiswa FBS UNY ditemani oleh satu mahasiswa dari Universitas Naresuan. Mereka berasal dari jurusan bahasa Inggris. Mereka yang mengantar dan menemani ketika hendak berjalan-jalan keluar kampus. Mereka sangat ramah dan dengan sabar mau menerjemahkan huruf diberbagai macam tempat yang kami kunjungi. Bertukar pikiran dengan mereka sangatlah menyenangkan. Banyak sekali hal baru yang dipelajari dari mereka. Di sela-sela kesibukan kuliah, mereka mau membagi waktu untuk sekedar berjalan-jalan dengan mahasiswa FBS UNY agar lebih mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar kampus.

Selain teman atau buddy, semua pedagang di kantin Universitas Naresuan sangat lah ramah. Mengingat mahasiswa FBS UNY yang mengikuti program ini adalah muslim dan harus berhati-hati ketika membeli makanan, para pedagang dengan sabar dan ramah memberitahukan makanan mana yang halal dan mana yang tidak. Walaupun hingga pada akhirnya tidak jadi bertransaksi, para pedagang tetap mengucapkan terima kasih dengan senyum ramahnya. Di kantin Naresuan ada satu pedagang makanan halal. Meskipun terkendala bahasa, beliau dengan sabar melayani pesanan mahasiswa FBS UNY yang memang belum tau nama-nama makanan yang ada, dan masih menggunakan bahasa isyarat. Untungnya, dalam beberapa kesempatan mahasiswa FBS UNY secara tidak sengaja bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Universitas Naresuan sehingga mereka dengan senang hati membantu memesan makanan.

Hal lain yang membuat mahasiswa FBS UNY terkesima ialah keramahan dan kesopanan serta kepedulian satpam yang ada di Universitas Naresuan. Ada beberapa cerita tentang satpam di Universitas Naresuan dengan mahasiswa FBS UNY. Hari pertama mahasiswa FBS UNY mengikuti perkuliahan di Universitas Naresuan, seusai kelas, mahasiswa FBS UNY berjalan ditengah panasnya terik matahari yang waktu itu mencapai 33̊ C. Kemudian datang seorang satpam menghampiri dengan mengayuh sepeda tuanya, dengan wajah yang bersemangat ia menanyakan mengapa mahasiswa FBS UNY berjalan kaki. Kemudian mahasiswa FBS UNY menjelaskan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa isyarat. Kemudian dengan sigap beliau menggunakan handy talky nya menghubungi seseorang diujung sana, beliau menyuruh mahasiswa FBS UNY untuk menunggu di tempat yang lebih teduh untuk kemudian dijemput oleh bus kampus. Sungguh patut di acungi jempol kepedulian mereka kepada mahasiswa asing. Cerita selanjutnya adalah ketika mahasiswa FBS UNY yang sedang bersepeda menuju tempat parkir, tiba-tiba dikejar oleh seekor anjing. Lalu dengan segera seorang satpam mengayuh sepedanya dan mengusir anjing tersebut menjauh dari mahasiswa FBS UNY. Setelah mengucapkan terimakasih dan menerima senyuman ramah dari satpam tersebut, para mahasiswa FBS UNY pun melanjutkan perjalanan ke kelas yang saat itu ada di QS Building. Cerita terakhir adalah dengan satpam yang berada di Office of the President. Ketika melihat ada mahasiswa FBS UNY, tak disangka-sangka seorang satpam menyapa mahasiswa FBS UNY yang baru tiba dengan Bahasa Indonesia “Selamat siang”. Decak kagum dalam hati tentu. Rupanya beliau sudah mengetahui bahwa mahasiswa FBS UNY berasal dari Indonesia dan bahkan beliau sudah belajar bahasa Indonesia untuk menyapa mahasiswa FBS UNY. Saat salah seorang mahasiswa UNY mengajak berfoto bersama satpam tersebut untuk dijadikan kenang-kenangan, dengan ramah dan berwibawa, satpam tersebut lalu menyetujui dan mengucapkan terimakasih.

Meskipun hampir semua kendala yang mahasiswa FBS UNY alami adalah soal bahasa, namun itu tidak menghalangi warga Universitas Naresuan untuk tetap ramah dan mau membantu mahasiswa FBS UNY semampu mereka. Begitu pula dengan toleransi beragama. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, mayoritas warga Universitas Naresuan beragama Buddha, dan mahasiswa FBS UNY yang berangkat adalah muslim dan muslimah berhijab. Namun mereka dapat memahami itu, dan memaklumi ketika mahasiswa FBS UNY menolak ketika ditawari makanan yang berbahan daging babi dan menjelaskan seorang muslim dilarang makan babi. Terlepas dari itu, ada sedikit mahasiswa Universitas Naresuan yang merupakan muslimah berhijab, namun tetap bergaul seperti biasa dengan mahasiswa non muslim lainnnya.

Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas Naresuan

Sejak pertama kali tiba di Universitas Naresuan, mahasiswa FBS UNY mulai bertanya-tanya mengapa ada sebagian mahasiswa yang mengenakan name tag beraneka macam warna dan motif dengan cara di kalungkan di leher. Kemudian mahasiswa Universitas Naresuan atau buddy menjelaskan bahwa mereka adalah mahasiswa baru dan harus mengenakan name tag tersebut selama satu tahun pertama.

Kemudian, mahasiswa FBS UNY juga di beritahu bahwa seragam untuk strata 1 di Universitas Naresuan adalah kemeja putih dan rok atau celana hitam. Hal tersebut berbeda dengan Universitas Negeri Yogyakarta yang tidak memiliki seragam, hanya jas almamater. Menurut mahasiswa Universitas Naresuan, untuk mahasiswa baru, seragam mereka masih rapih dan sesuai aturan, namun mahasiswa semester atas biasanya sudah merubah model seragam mereka, namun tetap dengan warna hitam dan putih. Kemudian untuk sepatu, sama seperti di UNY, mereka di perbolehkan mengenakan sepatu bebas, hanya ada ssedikit perbedaan yauitu mahasiswa juga boleh memakai sandal.

Berkaitan dengan mahasiswa baru, di Universitas Naresuan diadakan sebuah ajang bernama power cheers, yang memiliki banyak rangkaian acara, dan puncaknya adalah ketika ada pemilihan mahasiswa dan mahasiswi paling top dari masing-masing fakultas. Pemilihan tersebut selain memandang aspek fisik, juga memandang aspek kecerdasan dan keterampilan.

Sebagian aspek pergaulan mahasiswa di Universitas Naresuan sangatlah berbeda jauh dengan mahasiswa UNY. Terlebih soal aspek pergaulan dengan lawan jenis. Berdasarkan informasi yang kami dapat, menyukai sesama jenis merupakan hal biasa di Thailand. Bahkan di kalangan mahasiswa.

Berdasarkan informasi dari salah seorang teman yang sedang menempuh s2 di Universitas Naresuan, senioritas di kampus tersebut cukuplah tinggi. Mahasiswa akan sangat hormat dan segan kepada kakak tingkatnya. Namun hal tersebut tidak semata-mata membuat mahasiswa tingkat atas berlaku semena-mena terhadap adik tingkatnya. Karena menurut pengamatan kami, suasana di Universitas Naresuan sangatlah damai. (Novi, Reza, Yuli, Desty)