Rasman, Mapres FBS 2013

FBS-Karangmalang. Mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi baik dalam bidang kurikuler, kokuler, maupun ekstrakurikuler. Setelah melewati beberapa tahapan, gelar Mahasiswa Berprestasi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (Mapres FBS UNY)  2013 kini resmi disandang oleh Rasman, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris 2010.

Ditemui disela kegiatannya, Rasman yang tahun lalu meraih juara 2 Mapres FBS mengungkapkan kegembiraannya. “Tentu bersyukur  dan lebih mempersiapkan diri lagi,” tuturnya.  Selain Rasman,  Ninda Arum Rizky R (Bahasa dan Sastra Inggris 2011), serta Retno Rahma Safitri (PBI 2010) keluar sebagai juara 2 dan 3.

Dalam ajang ini, sembilan mahasiswa yang lolos seleksi administrasi diharuskan melaksanakan presentasi Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada 20 Maret lalu, selain itu mereka juga dinilai berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), prestasi/kemampuan yang diunggulkan, dan kemampuan berbahasa asing.

Pemilihan mapres sendiri dilaksanakan secara berjenjang mulai tingkat fakultas, universitas, nasional, dan mengambil tema besar Mahasiswa Indonesia Cerdas dan Kompetitif. Dengan demikian, Rasman yang kali ini mengangkat karya tulis ilmiah (KTI) berjudul Implementasi Instrumen Gender Bias pada Proses Evaluasi Buku di Pusat Perbukuan Depdiknas akan mewakili FBS di tingkat Universitas.

Rasman yang juga debater EDS (English Debating Society) UNY berpendapat bahwa untuk mewujudkan program Pendidikan untuk Semua yang salah satu tujuannya adalah menghilangkan disparitas gender serta mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan bisa dilakukan melalui buku teks yang ada. “Dari tiga buku teks bahasa Inggris SMP yang saya pelajari karakter laki-laki lebih sering muncul dibanding karakter perempuan. Selain itu, gambar ilustrasi yang digunakan masih terlihat diskriminatif,” tambahnya.

Untuk itu, ia mengusulkan sebuah instrumen baru yang dinamakan instrumen visibilitas dan terdiri dari analisis Firstness, Frekuensi, Pekerjaan, dan Kegiatan. “Pada intinya sebuah buku akan dianalisis dari seberapa sering dan jumlah karakter laki-laki yang muncul ketimbang perempuan serta  memeriksa apakah pekerjaan dan aktivitas tertentu selalu melekat pada jenis kelamin tertentu,” tutup Rasman. (Fitri Ananda/Humas FBS)