Workshop Fotografi Humas FBS: Mengenal Lebih Dekat Fotografi Jurnalistik

FBS-Karangmalang. Pada Jumat (27/2), Suara Ungu Humas FBS UNY menyelanggarakan workshop fotografi yang dibersamai oleh Aran Handoko, M.Sn. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para reporter Suara Ungu dalam hal seni fotografi, terutama fotografi jurnalistik. Kegiatan yang berlangsung selama dua jam ini diikuti oleh 10 reporter Suara Ungu dimana 7 diantaranya merupakan anggota baru. Workshop yang berlangsung di ruang sidang Pusat Layanan Akademik (PLA) FBS lantai 2 ini dikemas secara ringan dan menarik sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami. 

Seni fotografi sangat membantu dalam meliput berita. Pak Aran, sapaan akrab beliau, memberi banyak penjelasan tentang seni fotografi karena pada dasarnya mengambil gambar bukan sekedar mengarahkan kamera lalu memotret sesuka hati. Ada berbagai macam sudut yang perlu diperhatikan dalam mengambil gambar. Salah satunya adalah memotret dengan dimensi dimana foto yang diabadikan terlihat hidup. Hasil dari pengambilan gambar tersebut didukung oleh sudut yang ditentukan oleh seorang fotografer dengan menimbang faktor obyek dan latar belakang gambar.

“Fotografi adalah melukis dengan cahaya,” ungkap dosen Pendidikan Seni Rupa tersebut. Beliau menjelaskan bahwa fotografi ibarat seorang sahabat dimana masyakarat kini kian akrab dengan aplikasinya meski tiap orang dapat berbeda tujuannya. Dalam jurnalistik, jenis seni fotografi diharapkan dapat menjadi bukti nyata yang mewakili tulisan kita. Bahkan untuk saat ini obyek visual lebih diutamakan pembaca daripada tulisan. Beliau juga menjelaskan bahwa salah satu fungsi fotografi adalah untuk komunikasi. Seorang reporter perlu mengetahui komposisi dalam fotografi agar gambar yang diabadikan dapat menjadi sumber komunikasi yang mudah dibaca.

Terdapat beberapa komponen fotografi yang perlu dipahami seorang reporter, antara lain pemilihan objek, pencahayaan, pengolahan sudut pandang, dan pemahaman dasar dasar fotografi. Menguasai berbagai komponen tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin jika diimbangi dengan latihan dan jam terbang sehingga banyak pengalaman yang dapat diasah. Penguasaan komponen tersebut akan menghasilkan karya yang memiliki nilai tambah seperti nilai artistik dan estetika. Selain itu,  penguasaan tersebut bertujuan untuk menonjolkan obyek dalam foto.

Selain itu, Pak Aran memaparkan empat hal yang dapat menjadi nilai tambah dari sebuah foto, yakni: Framing, Similar Shape, format gambar, dan dimensi. Framing adalah teknik dimana objek utama dikelilingi oleh objek yang berada di ruang tajam kecil atau blur. Kedua adalah Similar Shape yaitu teknik mencari dua objek yang bentuk atau warnanya hampir serupa. Ketiga adalah menentukan format gambar yang terbagi menjadi dua yaitu horizontal (landscape) dan vertikal (portrait).

Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut menjelaskan bahwa format gambar memiliki makna. Foto dengan format horizontal bermakna tenang, santai, luas, damai dan kompak sedang format vertikal berarti tinggi, agung, kuat dan angkuh. Faktor terakhir yang bisa memberikan nilai tambah pada sebuah foto adalah dimensi atau sudut pandang pengambilan gambar. Faktor dimensi dapat mengangkat rasa dan suasana objek foto.

Sambutan hangat disampaikan oleh Akbar Kuntardi Setiawan, M.Hum. selaku pimpinan Humas FBS UNY. “Seorang reporter tidak hanya pandai mengungkapkan fakta yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan tetapi reporter juga perlu menangkap momen tertentu sebagai pendukung atau bahkan bukti bahwa fakta yang kita tulis adalah benar,” ungkap dosen Pendidikan Bahasa Jerman tersebut.

Dengan diadakannya workshop ini diharapkan tidak hanya melatih para jurnalis muda Suara Ungu FBS tetapi juga dapat menjadi bekal untuk berkarya di masa depan. Pada praktiknya nanti diharapkan foto jurnalistik yang berkualitas dan komunikatif bukan menjadi sebuah hal yang sulit dilakukan lagi. (Muna/Reza/Zidnie/HumasFBS)