Mestro Seni Jathilan "Dr. Kuswarsantyo, M. Hum"

Keterangan Sumber Foto: 
Tim Humas FBS

Kontribusi Dosen Jurusan Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogykarta dalam kiprah di dunia seni mendapat pengakuan dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogykarta. Dr. Kuswarsantyo, M. Hum. Dalam hal ini dianugerahi gelar Maestro Seni Jathilan. Bersama dua Maestro lainnya yakni Didik Nini Thowok (Tari) dan Bondan Nusantara( kethoprak). Tugas berat ke depan telah menunggu. Selama dua tahun , maestro maestro inibakan bertugas mendampingi desa budaya se DIY sesuai bidangnya masing masing.

Tugas berat ke depan telah menunggu. Selama dua tahun, maestro maestro ini akan bertugas mendampingi desa budaya se DIY sesuai bidangnya masing masing. Kuswarsantyo menjelaskan bhwa proses peroleh gelar Maestro ini didasarkan pada dua hal. 1. Kiprah nyata di masyarakat dan 2. Karya terpublikasikan ( karya ilmiah terkait bidangnya dan karya seni inovatif)

Kuswarsantyo mengawali proses pencapaian dg mengikuti berbagai even dibdesa desa. Kemudian menginspirasi menjadi bahan penelitian disertasi. Tahun 2014 Kuswarsantyo lulus disertasi terkait Jathilan. Pada tahun 2017, disertasi kuswarsantyo menjadi kunci untuk diraihnya sertifikat Warisan Budaya tak Benda seni Jathilan untuk Pemda DIY dari Kemendikbud pusat. Karya terkait Jathilan telah dikembangkan dengan dua teori. 1. Dekonstruksi 2. Hibridasi.

"Wilayah binaan yang pernah beliau saya meliputi
1. Kaligintung Temon Kulon . Progo
2. Banjarharjo Kalibawang Kl. Progo
3. Kanoman, Panjatan Kl. Progo.
4. Desa Sukapura, Bromo, Kab. Probolinggo
5. Lamuk gunung, Temanggung
6. Kec. Pakem Sleman
7. Bejiharjo, Gn. Kidul
8. Bangunjiwo, Bantul

Kedepan saya akan produksi  Hibridasi Sinema Jathilan: Satu konsep karya seni yg sedang saya Rancang adalh beksan Gagak Rimang yaitu perpaduan klasik gaya Yogyakarta dan kerakyatan Jathilan. Artikel Jathilan dlm perspektif pariwisata akan terbit di jurnal inter terindex scopus Q3 pada Akhir November 2020 ini " tutur Kuswarsantyo