PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS SELENGGARAKAN “PARADE TEATER 2017”

FBS-KARANGMALANG. Laboratorium Teater FBS UNY pada Sabtu (7/1/2017) malam dipenuhi penonton. Sejak pukul 18.30 penonton telah berdatangan. Di luar hujan yang mengguyur Yogyakarta tidak menyurutkan langkah mereka untuk menghadiri “Parade Teater 2017” yang diselenggarakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Perancis angkatan 2014. Beberapa di antara mereka terlihat basah karena hujan. Masing-masing penonton masuk ke dalam ruang pertunjukan dengan membawa dua lembar sinopsis lakon.

Dengan mengusung tema “Livre d’Or” parade teater tahun ini diawali dengan suguhan menarik dari “Hipercoustique” oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis. Penampilan pertama ini serasa penghangat acara. Untuk pertama kalinya parade teater diselenggarakan di Laboratorium FBS UNY. Biasanya acara dilaksanakan di IFI-LIP Yogyakarta.  Ada dua kelompok teater dari dua kelas berbeda yang tampil malam itu.

Malam hari itu ada dua lakon yang akan ditampilkan oleh dua kelompok teater yang berbeda. Dua pertunjukan dalam semalam. Penampilan teater pertama berjudul “Sabine” yang dibawakan oleh “Théâtre du Phoenix” dari kelas B Pendidikan Bahasa Prancis.  “Sabine” menceritakan seorang gadis bernama Sabine Dorsett yang berusaha hidup sebagaimana gadis seusianya. Namun, rupanya ia memiliki beragam kepribadian yang terpecah dalam dirinya. Sayangnya, ia tidak menyadari. Sementara itu, orang lain pun tidak peduli. Yang orang lain tahu hanyalah dugaan bahwa Sabine gila. Bayangan hitam masa lalu yang tak dapat diungkapkannya, semakin membuatnya berhasrat untuk mati. Kepribadian Sabine seolah-olah memiliki nyawa. Ketika kepribadian-kepribadian itu silih berganti muncul, pikiran Sabine menghilang entah kemana. Pertemuan Sabine dengan Dr. Wilburlah yang akhirnya mengungkap misteri kepribadian Sabine. Sang dokter menyadari bahwa Sabine menderita Personality Disorder. Jelas, lakon ini mengungkap sisi-sisi psikologis yang sangat kompleks. Para penonton ternyata mampu melakonkan dengan sangat kuat.

Sementara itu, penampilan teater kedua berjudul “Le Miroir Magique” yang dibawakan oleh “Point Théâtre” teater kelas A Pendidikan Bahasa Perancis. Lakon ini menceritakan sebuah kerajaan bernama Ala-ala. Kerajaan tersebut dipimpin seorang raja besar. Dia begitu disegani dan dihormati rakyatnya. Namun, tidak sedikit pula yang menginginkan lengsernya sang raja. Kelompok ini digerakkan oleh para anggota kerajaan yang tamak. Sampai akhirnya lahirlah Belle Neige, pewaris sah dari kerajaan Ala-ala. Sayangnya suka cita atas kelahiran Belle Neige tidak berlangsug lama. Raja dan ratu yang begitu dicintai rakyat mangkat. Belle Neige menjadi yatim piatu. Mathilde yang terus berhasrat menguasai kerajaan, akhirnya mampu ditundukkan oleh Belle Neige atas bantuan para kurcaci dan seorang pria tampan.

Dua pertunjukkan dalam satu malam itu benar-benar menyihir penonton. Parade teater Pendidikan Bahasa Prancis  merupakan acara tahunan yang dilaksanakan sebagai tugas akhir mata kuliah Expression Orale 5 (kelas berbicara 5).  Selain menghibur, pementasan teater ini juga dapat dijadikan pelajaran hidup yang berguna. “Kami bersyukur, meskipun persiapan cukup mendadak dan banyak keterbatasan, tetapi pertunjukkan dapat berjalan lancar, bahkan mendapat respon luar biasa dari penonton. Alhamdulillah, tahun ini kami mampu membawa warna yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Lia Fadhila H, selaku pimpinan produksi parade teater. [es-ce]