PENELITI UNY MENGGALI CITRA DIRI PEREMPUAN PEMIMPIN DALAM FOLKLOR INDONESIA

Keterangan Sumber Foto: 
Humas FBS UNY

PENELITI UNY MENGGALI CITRA DIRI PEREMPUAN PEMIMPIN DALAM FOLKLOR INDONESIA

Sebagai kekayaan intelektual Indonesia, folklor perlu dibaca dan dipahami kembali dengan bijak. Dengan cara ini ia tidak hanya menghibur (dulce), tetapi juga memberikan ruang pemahaman kognitif (utile) tentang sejarah yang lebih adil dan nyata. Demikian disampaikan Wiyatmi, salah seorang penulis buku Para Raja dan Pahlawan Perempuan, Serta Bidadari dalam Folklore Indonesia dalam seminar nasional dan peluncuran buku yang diselenggarakan Himpunan Sarjana dan Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat UNY bekerjasama dengan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta pada Selasa (27/10).

“Ternyata kita memiliki kisah-kisah perempuan yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat mengagumkan. Mereka bahkan menjadi raja-raja yang memimpin dan memiliki pengaruh sangat luas,” ungkap guru besar Fakultas Bahasa dan Seni UNY tersebut. Temuan dari penelitian panjang yang dilakukannya bersama Esti Swatika Sari dan Else Liliani tersebut memperlihatkan bahwa cerita rakyat nusantara dapat membangun identitas budaya dan citra diri perempuan pemimpin yang kokoh. “Kepemimpinan perempuan ternyata memiliki akar budaya dalam folklor kita,” tegasnya.

Seminar nasional dan peluncuran buku ini menghadirkan sejumlah pakar, antara lain Prof. Dr. Suminto A Sayuti, dari Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan pengantar diskusi. Selain itu, hadir pula dua pembicara lain, yaitu Prof. Djoko Saryono, M.Pd., dari Universitas Negeri Malang dan Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., dari Universitas Negeri Jakarta. Dihadiri lebih dari 200 orang peserta, seminar dan peluncuran buku yang dipandu Dr. Pujiharto, ketua PBSI UGM, ini diikuti pula peserta dari Belanda, Malaysia, dan Cina. “Kami bersyukur peluncuran buku ini dapat menghimpun para pakar dari sejumlah perguruan tinggi, lembaga penelitian, pegiat budaya, bahkan para pakar dari luar negeri,” kata Teguh Setiawan, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY saat membuka acara ini.

Sementara itu, Anwar Efendi, Ketua HISKI Komisariat UNY berharap agar peluncuran buku ini dapat memantik para peneliti untuk menggali khazanah nusantara sebagai kekayaan budaya. “Kita berharap kerja akademik para bidadari UNY ini dapat mendorong penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kekayaan budaya kita. Tugas kita tidak sekedar merawat kekayaan budaya tersebut, tetapi sekaligus menghadirkan kembali nilai-nilai folklor ke dalam konteks kekinian,” katanya.

Sebagai pemateri pertama, Novi Anoegrajekti mengungkapkan apresiasinya atas penerbitan hasil penelitian tentang folklor Indonesia. “Saya kira ini menarik,” katanya, “ Riset ini berusaha mengidentifikasi dan mengeksplorasi tokoh-tokoh perempuan yang berperan sebagai raja dan pahlawan dari berbagai etnik di Indonesia.” Masih menurut Novi, hasil penelitian ini menciptakan pemahaman baru tentang identitas, posisi, dan peran tokoh-tokoh perempuan Indonesia melalui folklor yang tersebar di berbagai daerah. Cerita rakyat sesungguhnya merepresentasikan ideologi masyarakat tempat cerita itu tumbuh.

Djoko Saryono yang berbicara setelahnya kembali menegaskan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan teori baru. “Ke depan perlu dilakukan riset pengembangan dengan perspektif yang lebih kaya lagi,” ungkap guru besar dari Universitas Negeri Malang itu. Menurutnya, ada banyak perspektif yang dapat digali dalam penelitian lebih lanjut. Misalnya, melihat folklor dalam perspektif feminisme maritim, bagaimana perempuan nusantara mengelola ruang publik dan domestik dengan kearifan lokal.