Workshop Pengembangan Mutu PPL FBS UNY

FBS-Karangmalang. PPL merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh bagi mahasiswa bahasa dan seni uny. Tidak hanya itu saja, PPL menjadi ajang untuk menunjukkan keilmuan dan bakat para mahasiswa untuk mengajar langsung. Oleh karena itu, Selasa-Kamis (31/08-01/09) Sub. Bag. Pendidikan FBS UNY mengadakan Workshop Pengingkatan Mutu PPL FBS UNY. Narasumber dari USAID Prioritas Jawa Tengah diundang untuk mengisi workshop tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini akan banyak memberikan panduan dan menerapkan materi PPL dari narasumber. Kegiatan yang diperuntukkan bagi mahasiswa PPL, DPL, dan pamong sekolah PPL ini melibatkan 31 dosen dari 9 prodi di FBS UNY, 9 guru pamong dari SMP dan SMK pilihan, serta 20 mahasiswa yang melaksanakan PPL di sekolah-sekolah pilihan tersebut. Sekolah pilihan tersebut antara lain SMPN 8 Yogyakarta untuk PPL dari Prodi Pendidikan Bahasa Jawa, Pendidikan Seni Tari, dan Pendidikan Seni Musik; SMPN 2 Depok untuk PPL dari Prodi PBSI dan PBI; SMPN 5 Depok untuk PPL dari Prodi Pendidikan Seni Rupa; MAN 1 Yogyakarta untuk PPL dari Prodi Pendidikan Bahasa Prancis; MAN 2 Yogyakarta untuk PPL dari Prodi Pendidikan Bahasa Jerman; serta SMKN 5 Yogyakarta untuk PPL dari Prodi Pendidikan Seni Kriya.

Bertempat di Ruang Seminar Lab. Musik dan Tari lantai 2 FBS UNY, kegiatan ini berlangsung sangat baik. Para peserta dibentuk dalam kelompok-kelompok sesuai dengan sebaran sekolah yang diampu. Mereka melakukan simulasi pengajaran, bermain peran sebagai mahasiswa PPL, Dosen Pembimbing Lapangan, serta Guru Pamong dari tiap sekolah. Afifudin-Pengajar dari tim USAID mengatakan, model pembimbingan yang diterapkan pada workshop kali ini adalah model 50% pengajaran oleh mahasiswa dan 50% pengajaran oleh guru pamong. Jadi, pengajaran di kelas dilakukan bersama oleh mahasiswa dan dosen pampong dengan persentase 50:50 secara bergantian.

Setelah melakukan praktek di sekolah-sekolah, evaluasi yang dilakukan dengan metode 3-2-1 yaitu menyebutkan 3 keunggulan, memberikan 2 pertanyaan, dan memberikan 1 saran lanjutan bagi mahasiswa dan guru pamong. Hal ini diterapkan sebagai feedback dari hasil pengajaran sehingga diharapkan dapat memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak. Pada hari pertama workshop, para peserta diberikan penjelasan secara teori tentang jurnal reflektif, konferensi, observasi sekolah dan kelas, dan mengajar terbimbing. Sedangkan pada hari kedua, para peserta diajak membentuk kelompok untuk berdiskusi mengenai strategi yang akan dilakukan dalam praktek mengajar serta bermain peran seperti di dalam kelas. Pada hari ketiga atau hari terakhir, para peserta akan melaksanakan praktik mengajar di sekolah-sekolah, dan kembali ke kampus FBS UNY untuk melakukan praktik konferensi berdasarkan hasil praktik mengajar. Melalui workshop ini diharapkan dapat memberikan panduan mengajar bagi para mahasiswa, dosen pembimbing serta guru pamong dalam melakukan PPL, rencana tindak lanjut untuk kegiatan ini tentu saja diperlukan tidak hanya sampai sebatas workshop saja melainkan diterapkan dalam praktik mengajar untuk tahap selanjutnya.