OSPEK 2015: FBS SATU RASA

FBS-Karangmalang. Panitia Ospek FBS kali ini mengusung tema “Menggelorakan Semangat Berkarya dalam Budaya Guna Membentuk Generasi Cerdas, Humanis, dan Profesional”. Tema inilah yang betul-betul menggambarkan semangat mahasiswa baru (Maba) FBS ketika mengikuti Ospek pada hari pertama (24/8/2015) di Gedung Olah Raga (GOR) UNY. Hal tersebut tampak jelas saat Maba FBS mengguncang GOR dengan yel-yel kebanggaannya.

Ospek hari pertama berjalan dengan khidmat, hingga akhirnya muncul sebuah insiden saat parade Ormawa yang membuat seluruh perwakilan Ormawa FBS tertahan di luar GOR. Parade Ormawa merupakan salah satu rangkaian acara rutin di Ospek Universitas. Parade ini bertujuan untuk mengenalkan seluruh Ormawa yang ada di UNY kepada mahasiswa baru. Namun, parade hari itu tampak berbeda tanpa kehadiran Ormawa FBS. Apakah yang sebenarnya terjadi?

Ketika ditemui di sela-sela waktunya, Harris Fadhillah selaku Ketua BEM REMA UNY memberikan keterangan terkait insiden tersebut. Bahwasanya, Ormawa FBS diperbolehkan masuk, namun dengan syarat yang telah disepakati bersama dalam Forum Komunikasi (Forkom) yang beranggotakan Ketua BEM tiap-tiap fakultas.

Dijelaskan oleh Harris, bahwa sebelumnya pada Forkom pertama telah diusulkan tiga orang tiap Ormawa yang masuk ke dalam GOR, namun Ketua BEM FBS kurang setuju dengan usulan tersebut dan meminta agar kuota untuk Ormawa FBS ditambah. Harris pun kembali berunding dengan panitia Ospek Universitas dan bersedia memberikan kelonggaran menjadi lima orang tiap Ormawa FBS. Namun demikian, Ketua BEM FMIPA yang kali ini tak sepakat dengan kuota tersebut, sementara Ketua BEM FIP tidak setuju jika mereka hanya dijatah tiga orang tiap Ormawa. Akhirnya, ditempuhlah jalan tengah yakni empat orang untuk tiap Ormawa di FMIPA, FIP, FIS, FE, FIK dan FT, serta lima orang untuk tiap Ormawa di FBS. Harris menerangkan bahwa dengan mempertimbangkan ketersediaan tempat di dalam GOR, maka pembatasan kuota sangat diperlukan.

Kepada reporter, Harris juga membeberkan beberapa pertimbangan, "Yang pertama, bagaimana tempatnya? Yang kedua, keamanan dan kondusifnya. Yang ketiga adalah kalau FBS minta semua masuk, gimana fakultas yang lain? Tentunya fakultas lain minta yang sama demi alasan keadilan."

Akhir dari keputusan yang telah disepakati bersama, yakni kuota ditambah menjadi 5 orang dari tiap Ormawa dan FBS diberi kuota maksimal 80 orang dari total keseluruhan 16 Ormawa. Akan tetapi, pada hari H pelaksanaan parade, perwakilan Ormawa FBS yang datang melebihi kuota. Dalam situasi ini, panitia Ospek Universitas tetap berpegang teguh pada aturannya, bahwa perwakilan Ormawa FBS diperbolehkan masuk dengan jumlah 80 orang.

“Saya sebetulnya tidak enak hati, sudah dandan (red: perwakilan Ormawa FBS). Saya kasihan betul, cuma kita harus memegang betul aturan,” sesal Harris.

Ditemui di tempat terpisah, Agus Setiawan selaku Ketua BEM FBS menyampaikan bahwa mungkin ada sedikit miss komunikasi. Dari pihak BEM FBS sendiri tidak mengetahui bahwa mahasiswa Pascasarjana pada kenyataannya hanya mengikuti Ospek hingga pukul 12.00. “Kula mboten ngertos, kalau pasca hanya sampai jam 12.00, jadi yang saya sesalkan di situ,” ungkap Agus.

Ia pun menjelaskan, seandainya panitia Ospek Universitas menginformasikan sejak awal bahwa mahasiswa Pascasarjana hanya mengikuti ospek hingga pukul 12.00, mungkin ia mampu memperjuangkan teman-teman FBS agar semuanya dapat masuk ke dalam GOR.

“Saya akui memang solidaritas dari teman-teman FBS itu kuat sekali. Jadi sudahlah, tidak usah terlalu diperpanjang,” tutur Agus. “Mungkin kedepannya hanya masalah klarifikasi saja, ya dijadikan pelajaran aja untuk kedua belah pihak,” tambahnya.

Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd. selaku Wakil Dekan III pun turut menyampaikan wejangannya kepada Maba FBS, “Kalau tidak ada kejadian ini, kita tidak tahu kalau kita itu hebat, kita itu satu.” (HumasFBS)